"Dana darurat ini akan menunjukkan bahwa Mahindra berkomitmen untuk SsangYong dan mengurangi spekulasi pasar bahwa Mahindra akan meninggalkan perusahaan Korea Selatan," kata Direktur Pelaksana Mahindra, Pawan Goenka dilansir kantor berita Yonhap, hari ini.
Baca juga: Pabrikan asal Korea Selatan mulai rasakan dampak virus corona
Baca juga: SsangYong Motor pertimbangan pangkas eksekutif demi efisiensi
Mahindra pada awal tahun ini mengatakan, siap menyuntikkan dana 230 miliar won ke SsangYong selama tiga tahun ke depan. Namun rencana itu ditentang dewan direksi karena kecemasan iklim investasi di tengah COVID-19.
Alih-alih menggelontorkan 230 miliar won, Mahindra mengatakan akan mempertimbangkan "suntikan satu kali" senilai 40 miliar won selama tiga bulan ke depan untuk membantu SsangYong beroperasi.
Mahindra juga membantu SsangYong menarik investor, sambil mencari cara lain untuk membantu produsen mobil menghindari krisis likuiditas dalam jangka pendek.
SsangYong yang menjadi unit usaha Mahindra mengalami kesulitan finansial sejak 2017. Pada 2018, mereka mengalami kerugian yang mencapai 62 miliar won.
Pada 2019, penjualan tahunan SsangYong turun 6,5 persen menjadi 132.799 kendaraan dari 141.995 unit pada tahun sebelumnya karena penurunan permintaan.
Penjualan SsangYong pada Januari hingga Maret 2020 bahkan melorot 31 persen menjadi 24.139 unit dari 34.851 pada periode yang sama tahun lalu.
Baca juga: Penjualan kendaraan di pasar Korea Selatan turun bulan lalu
Baca juga: SsangYong dan enam produsen mobil impor tarik 49ribu mobil di Korsel
Baca juga: SsangYong luncurkan SUV Tivoli guna mendongkrak pasar
Pewarta: Alviansyah Pasaribu
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2020
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2020