Jakarta, (ANTARA News) - Direktur Eksekutif Center for Electoral Reform (Cetro) Hadar Nafis Gumay menilai kompetensi artis sebagai anggota legislatif biasa-biasa saja dan tidak ada yang istimewa jika melihat kinerja artis yang menjadi anggota DPR RI pada periode 2004-2009.

"Jika dilihat dari segi waktu saja, apakah artis-artis itu mau mengorbankan aktivitas keartisannya untuk membahas undang-undang sampai jam tiga atau jam empat pagi," kata Hadar ketika dihubungi ANTARA di Jakarta, Selasa.

Ia pun masih mempertanyakan kemampuan artis-artis yang berhasil melenggang ke Senayan pada Pemilu 2009 lalu.

Hadar juga menambahkan, artis yang maju sebagai anggota legislatif periode mendatang seharusnya mempunyai motivasi dan kerja keras yang besar, berani berdebat menghadapi tantangan yang besar nantinya.

Berdasarkan hasil Pemilu 2009, Hadar memperkirakan, terdapat 70 persen wajah baru yang akan menduduki kursi di Senayan. Dari wajah-wajah baru tersebut sekitar 10 persennya adalah mereka yang semula beraktivitas di dunia hiburan.

Beberapa di antaranya yaitu Vena Melinda dan Inggrid Kansil dari Partai Demokrat, Rieke Dyah Pitaloka dan Dedi Gumelar dari PDIP, Tantowi Yahya dan Nurul Arifin dari Partai Golkar, Rachel Maryam dari Gerindra, Eko "Patrio" dan Primus Yustisio yang bernaung di bawah PAN serta beberapa nama lain yang kerap muncul di layar kaca.

Hadar mengingatkan para artis tersebut agar jangan sampai menjadikan jabatan anggota legislatif sebagai pekerjaan sampingan saja.

"Jadi anggota legislatif itu butuh waktu penuh," kata pria berkaca mata itu.

Hingga saat ini, Cetro belum berani menilai kompetensi wajah-wajah baru di "kursi" Senayan tersebut karena belum mendapatkan pengumuman resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengenai siapa saja yang menjadi anggota legislatif.

Hadar menjelaskan ada beberapa variabel yang dapat digunakan untuk mengukur kompetensi anggota legislator, yaitu berdasarkan tingkat pendidikan, spesialisasi pendidikan, pengalaman kerja, serta pengalaman berorganisasi.(*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009