Kuala Lumpur (ANTARA News) - Kedutaan Besar RI di Kuala Lumpur Malaysia meminta kepada Kesultanan Kelantan untuk dipertemukan dan bisa berkomunikasi dengan Manohara Odelia Pinot untuk melihat kondisi model asal Indonesia itu yang sebenarnya.

"Kami minta kepada utusan sultan Kelantan agar ada orang KBRI yang bertemu dengan Manohara. Mereka akan membawa permintaan ini kepada sultan Kelantan," kata Dubes RI untuk Malaysia Da`i Bachtiar di KBRI Kuala Lumpur, Rabu.

Dubes Dai menerima tiga utusan Sultan Kelantan di antaranya orang kepercayaannya Sultan Kelantan Engku Rajhan dan sahabat Tengku Fakhry, Mohd Soberi Safii di KBRI Kuala Lumpur untuk menjelaskan persoalan kasus Manohara.

Utusan Kelantan datang ke KBRI juga untuk menjelaskan kondisi Manohara belakangan ini, sekaligus menunjukan bukti berupa beberapa foto dan bukti transfer uang.

"Manohara kini sedang liburan bersama suaminya di Pulau Redang, Terengganu. Kini dia bertambah gemuk dan selalu senang bersama dan mendampingi suaminya," kata Engku Rajhan, kepada pers Indonesia di Kuala Lumpur disaksikan oleh Dubes dan stafnya.

Menurut Dai, utusan sultan Kelantan itu menceritakan kronologis pertemuan antara putra ketiga Sultan Kelantan, Tengku Fakhry dengan Manohara di Jakarta, menceritakan masa-masa pacaran, pertengkaran, dan kondisinya saat ini.

"Yang penting lagi adalah, pihak kerajaan Kelantan sama sekali tidak ada maksud untuk memisahkan antara seorang ibu dengan anaknya. Ini lebih kepada masalah keluarga dan jangan dibawa-dibawa ke hubungan antar pemerintahan," katanya.

Namun demikian, Dubes yang mantan Kapolri itu juga mengingatkan bahwa kasus Manohara ini sudah menjadi konsumsi publik di Indonesia, jadi memang harus ada penjelasan atas tuduhan-tuduhan yang dikemukakan Daisy, ibu Manohara.

Utusan sultan Kelantan juga minta maaf belum bisa bertemu dengan Dubes RI di Malaysia karena belakangan ini sibuk dengan peringatan hari ulang tahunnya sendiri.

Engku Rajhan mengatakan akan menyampaikan permintaan KBRI kepada Sultan dan memberikan kabar secepatnya.
(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009