Tangerang (ANTARA News) - Hubungan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Antasari Azhar dengan seorang mahasiswa bernama Rani Juliani (22) dan tewasnya Direktur PT Putra Rajawali Banjaran (PRB) Nasarudin Zulkarnain masih menjadi teka-teki.

Rani Juliani merupakan mahasiswa semester II Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen, Informatika, dan Komputer (STIMIK) Raharja di Kota Tangerang.

Dia disebut-sebut pernah menikah siri dengan Nasarudin, pria yang tewas karena ditembak pada 14 Maret. Perempuan itu juga disebut-sebut pernah menjalin hubungan dengan Antasari.

Polisi menyatakan, dalam kasus kematian Nasarudin, pihaknya akan memanggil Rani untuk diminta keterangan sebagai saksi oleh penyidik Polda Metro Jaya, sama seperti yang diminta polisi kepada Antasari.

Sambil kuliah, Rani bekerja paruh waktu menjadi pengambil bola (caddy) di lapangan golf Modernland. Di lapangan golf itu dia sering bertemu Antasari.

Antasari, didampingi istrinya Ida Laksmiwati, dalam jumpa wartawan di rumahnya di Kompleks Giriloka II, Perumahan Bumi Serpong Damai (BSD) Kota Tangerang Selatan, Banten, membantah keterangan yang menyangkut-pautkan dirinya dengan Rani.

"Masalah itu tidak benar, hanya rumor yang berkembang. Hal ini perlu diluruskan," kata Antasari Azhar, Minggu.

Menurut dia, saat ini telah berkembang rumor yang berupaya menghilangkan masalah sebenarnya tentang korupsi dengan cara menonjolkan persoalan lain, termasuk masalah pembunuhan.

Antasari menyatakan masalah itu karena dirinya, beberapa hari ini, dihubungkan dengan kematian Nasarudin Zulkarnain.

Nasarudin tewas akibat ditembak oleh pengendara sepeda motor. Dia ditembak setelah bermain golf di Lapangan Modernland Tangerang.

Pada sisi lain, muncul pertanyaan ketika Rani menghilang dari rumahnya. Dia juga tidak dijumpai di kampus setelah ditembaknya Nasarudin.

Menghilangnya Rani dibenarkan M Sidik (45), Ketua RT 01/04, Kelurahan Panunggangan, Kecamatan Pinang, Kecamatan Pinang, Kota Tangerang.

Menurut Sidik, biasanya dia selalu melihat Rani. Yang menghilang bukan hanya perempuan itu, juga kedua orang tuanya.

Sidik mengatakan, setelah peristiwa penembakan Nasarudin, Rani dan keluarganya sudah tidak terlihat lagi di rumahnya. Menurut dia, ada kemungkinan mereka mengungsi ke rumah keluarganya yang ada di Kabupaten Serang atau ke Jakarta Selatan.

Sidik mengaku, dia terakhir kali bertemu Rani sepekan sebelum peristiwa penembakan Nasarudin. Ketika itu, Rani baru pulang kuliah dari kampusnya yang terletak di jalan Jendral Sudirman, Kota Tangerang. "Atau mungkin dia baru pulang kerja," katanya.

Rumah Rani di Jalan Kiyai Maja, Kelurahan Panunggangan, Kecamatan Pinang, yang bercat putih dan pagar itu tampak kosong. Sejumlah tetangga yang ditanya mengaku tidak mengetahui keberadaan Rani dan keluarganya.

Menyangkut keberadaan Rani yang sulit dicari juga dibenarkan Direktur STIMIK Raharja, Po Abas Sunarya. Menurut dia, sudah dua bulan mahasiswa jurusan manajemen itu tidak masuk kuliah.

Dia mengatakan, manajemen kampus sudah berupaya untuk meminta keterangan dari beberapa rekan Rani. Tapi tidak ada keterangan yang didapat.

Skenario besar

Koordinator pengacara Antasari, Juniver Girsang SH mengatakan, ada skenario besar di balik dikaitkannya Antasari dengan kasus pembunuhan Nasarudin.

Menurut Girsang, ada pihak lain yang mengarahkan agar Antasari jadi tersangka.

Skenario itu, katanya, juga terlihat dari arus berita di media massa yang terlihat sudah berlebihan. Menurut dia, pihaknya merasa, kadang media massa mendahului penyidik.

"Ada pula media massa yang menyebutkan Antasari menjadi tersangka," katanya.

Menurut dia, Antasari belakangan ini banyak mengungkap kasus besar menyangkut korupsi. Maka, katanya, ada pihak lain yang tidak menghendaki sepak terjang Ketua KPK itu terus berjalan.

Setelah kasus pembunuhan Nasarudin, Ida Laksmiwati, istri Antasari, mengaku hampir tiap hari menerima teror melalui pesan singkat atau telepon.

Ida mengatakan, dirinya sudah biasa menerima teror. Menurut dia, teror sudah menjadi bagian hidupnya, apalagi bila sang suami sedang menangani kasus korupsi.

Ibu rumah tangga yang sudah menikah selama 26 tahun dengan Antasari itu mengaku tidak percaya dengan pemberitaan yang menyebutkan Antasari memiliki hubungan dengan Rani.

Menurut Ida, dia selalu berdoa agar suaminya tetap tabah dalam menjalankan tugas dan tidak mudah tergoda dengan berbagai rayuan, apalagi bila menyangkut pemberantasan korupsi. (*)

Oleh Oleh Adityawarman
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009