Gresik (ANTARA News) - Ratusan warga Desa Semambung, Kecamatan Driyorejo, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, Minggu, terpaksa memblokir Jalan Raya Krikilan, setelah pemerintah setempat tak kunjung memperbaiki jalan yang kondisinya rusak berat.

Aksi protes warga ini dilakukan dengan menanami jalan yang berlubang dengan pohon pisang.

"Akibat aksi ini terjadi kemacetan arus lalu lintas sepanjang tiga kilometer, dari Jalan Raya Legundi, menuju Driyorejo, demikian juga sebaliknya," kata Kapolsek Driyorejo, Ajun Komisaris Polisi, Mulyono, Minggu.

Dalam aksinya, ratusan warga menuntut pengaspalan jalan sepanjang 300 meter karena sudah hampir lima bulan ini kerusakan tersebut terkesan dibiarkan begitu saja oleh Pemkab Gresik.

Mereka juga mengeluhkan lambannya Pemkab untuk segera memperbaiki jalan, dan hanya sebatas menambal beberapa jalan berlubang dengan material tanah, bercampur pasir, sehingga mengganggu pengguna jalan, dan warga yang rumahnya di pinggir jalan akibat debu.

Ungkapan kekesalan warga salah satunya dilontarkan oleh Toni (38) Warga Desa Semambanung, Kecamatan Driyorejo. Ia merasa terganggu dengan debu material jalan, apalagi rumahnya yang berada di pinggir jalan.

"Saya, dan warga yang lain merasa terganggu akibat rusaknya jalan ini, Pemkab Gresik hanya janji - janji belaka, padahal kerusakan jalan itu terjadi sudah lama, semenjak banjir melanda Driyorejo, namun sampai saat ini tak kunjung diperbaiki, " katanya.

Muhammad Rifai (46) juga mengaku akibat rusaknya jalan, seringkali terjadi kecelakaan, akibat pengendara berusaha menghindari kondisi jalan berlubang, dan bergelombang.

"Kami terpaksa turun ke jalan karena aspirasi warga yang menuntut perbaikan jalan tak kunjung direspon oleh Pemkab Gresik, " katanya.

Aksi blokir jalan berhasil dihentikan, setelah perwakilan warga bersama kepolisian, dan perwakilan Dinas Pekerjaan Umum Gresik bernegosiasi. Hasilnya Pemkab Gresik menjanjikan bakal segera memperbaiki jalan yang rusak.

Menurut Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Tugas Husni Syarwanto, mengatakan perbaikan jalan itu masih menunggu selesainya proses tender proyek. Sambil menunggu penunjukan rekanan, untuk sementara beberapa ruas jalan yang berlubang itu ditambal menggunakan material tanah.

Ia menargetkan, pertengahan Mei proses lelang proyek bakal rampung, dan jalan rusak akan segera diperbaiki dengan menggunakan sistem hotmix, sepanjang lima kilometer, mulai Jalan Raya Legundi, sampai Bambe, dengan anggaran senilai Rp5 miliar.

Menurut Husni, tahun ini proyek perbaikan jalan mencapai hampir 100 paket proyek, dengan nilai anggaran yang dialokasikan dalam APBD 2009 senilai Rp15 miliar. Namun, perbaikan jalan itu hanya bersifat pemeliharaan berkala, melihat tingkat kerusakan jalan.

Dari total panjang jalan kabupaten 530 Kilometer, sepanjang 100 KM mendapat jatah pemeliharaan berkala.

Lambannya perbaikan jalan oleh Pemkab Gresik, sempat disesalkan oleh Satuan Polisi Lalu Lintas Kepolisian Resor Gresik. Ini menyusul tingginya angka kecelakaan akibat faktor rusaknya jalan.

Berdasar catatan Polres Gresik, di Bulan Februari terjadi 30 kasus lakalantas, 11 orang meinggal, dan 13 luka berat, dengan kerugian mencapai Rp141 juta.

Di Bulan Maret terjadi 14 kasus kecelakaan, 11 di antaranya meninggal, 3 luka berat, dan 10 luka ringan, dengan kerugian yang ditaksir Rp15juta, kata Kepala Satua Polisi Lalu Lintas, Ajun Komisaris Polisi, Bambang Sukmono.

"Kerusakan jalan terparah terjadi di Menganti, Banjarsari, Kedamean, Duduk Sampean, dan Driyorejo, "katanya.

Sedangkan, ada tiga tempat kawasan rawan kecelakaan yang patut diwaspadai yakni jalan raya di Kawasan Duduk, Driyorejo, dan Manyar. (*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009