Jakarta (ANTARA News) - Pengembang mobil murah dan ramah lingkungan di tanah air masih alot, berbagai penyesuaian spesifikasi masih diajukan produsen otomotif.

"Kira-kira tiga atau empat tahun lagi (mobil murah ramah lingkungan) baru akan terealisasi," kata Dirjen Industri Alat Transportasi dan Telematika Departemen Perindustrian (Depprin), Budi Darmadi, usai Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR di Jakarta, Kamis.

Sejauh ini pemerintah telah menawarkan kepada hampir semua produsen otomotif di tanah air, kecuali produsen mobil bermesin diesel.

"Hampir semua produsen kita tawarkan, Toyota, Daihatsu, Suzuki, Nissan, ya hampir semuanya lah. Dan yang jelas tidak mungkin menerima produsen mobil mewah, Mercedes Benz, BMW," ujar dia.

Konsep mobil murah ramah lingkungan ini tidak harus bermesin di bawah 1.000 cc, karena pada kenyataannya mobil bermesin 1.500 cc pun ada yang mampu menempuh jarak 25 kilometer (km) hanya dengan satu liter bahan bakar.

"Kita juga tidak mungkin memaksakan diri membuat cc kecil dengan satu busi sehingga harganya murah. Itu jelas tidak mungkin," ungkap Budi.

Karena itu lah hingga kini, kata Budi, para prinsipal masih mengevaluasi konsep mobil murah ramah lingkungan yang akan dikembangkan ini.

Sementara itu, konsultan dari Frost and Sullivan Indonesia, Mario Montino mengatakan, pemerintah saat ini sedang diuji untuk dapat segera mungkin menjalankan program mobil murah ramah lingkungan.

"Yang saya tahu program itu sudah mulai dibahas. Tinggal menunggu program tersebut dapat berjalan," tambah Mario.

Namun yang jelas, kata dia, Indonesia hanya akan menjadi pasar dari mobil-mobil murah dan ramah lingkungan seperti Tata Nano ataupun mobil "eco car" dari Thailand.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009