Jakarta (ANTARA News) - Sejumlah anggota Komisi I DPR RI, di Jakarta, Senin, meminta pihak Radio Republik Indonesia (RRI) terus meningkatkan mutu program siaran, agar tetap eksis menghadapi ketatnya persaingan di sektor industri media komunikasi tersebut.

Hal itu mengemuka pada acara Rapat Dengar Pendapat (RDP) di ruang Komisi I DPR yang dipimpin Ketuanya, Theo L Sambuaga (Fraksi Partai Golkar) didampingi salah satu wakilnya, Guntur Sasono (Fraksi Partai Demokrat).

Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (F PPP), Chudlory Syafi`i Hadzamy, misalnya menyatakan, Radio Republik Indonesia (RRI) supaya dapat terus eksis dan bersaing dengan radio swasta, perlu meningkatkan program siaran.

"Kami melihat, RRI perlu memoles program-program siarannya, agar lebih baik lagi," katanya dalam RDP yang dihadiri jajaran Direktur RRI, yaitu Direktur Utama, Parni Hadi, Direktur Sumber Daya Teknologi, Taufik Bachtiar, Direktur Program dan Produksi, Niken Widyastuti serta Direktur Layanan Usaha, Bimo Bayu beserta Dewan Pengawas RRI.

Sebagai stasiun radio yang pernah melahirkan bintang-bintang radio sangat dikenal pada zamannya, RRI menurutnya punya histori kuat.

Namun sayangnya, lanjutnya, seiring waktu berjalan, masa kejayaan itu seakan hilang tanpa bekas.

Sementara itu, Andi Jamaro Dulung (juga dari F PPP) berharap RRI dapat meningkatkan programnya meskipun dengan fasilitas yang terbatas.

"Dengan sarana yang terbatas, kinerja harus tetap tinggi," katanya.

Kedua anggota Dewan itu juga meminta supaya RRI melakukan pengarsipan secara baik, mengingat, lembaga ini memiliki arsip sejarah yang harus dirawat.

"Artinya, sejarah-sejarah nasional jangan sampai menghilang," ujar Chudlory Syafi`i Hadzamy.

Karena itu, ia menyayangkan RRI tidak mengajukan anggaran perawatan arsip yang mempunyai nilai sejarah.

"Padahal, perawatan terhadap arsip tersebut sangat penting sebagai bukti sejarah. Karenanya, ini harus mendapat perhatian khusus," ungkapnya.


Penggabungan RRI-TVRI

Shidki Wahab dari Fraksi Partai Demokrat pada kesempatan itu mengusulkan agar Lembaga Penyiaran Publik (LPP) RRI dengan TVRI dapat digabung.

"Selain melakukan penyederhanaan, dalam hal anggaran diharapkan akan terjadi efisiensi," katanya.

Menanggapi hal ini, Direktur Program dan Produksi RRI, Niken Widyastuti, pada kesempatan itu menjelaskan, saat ini pihaknya tengah menjalin kerja sama dengan sejumlah stasiun radio, di antaranya dari Swedia, Jepang, Malaysia dan Brunei Darussalam.

"Khusus kerja sama yang dilakukan dengan Brunei Darussalam dan Malaysia, dimaksudkan untuk mempererat tali persaudaraan sebagai bangsa serumpun. Juga menjembatani TKI yang bekerja di luar negeri," jelasnya.

Kerja sama dengan negara serumpun, menurutnya, juga sebagai sarana melestarikan kebudayaan negara masing-masing dan promosi pariwisata.

Sementara itu Dirut RRI Parni Hadi menjelaskan, saat ini jajarannya berupaya meningkatkan daya saing dengan menambah sumber daya manusia melalui perekrutan pegawai non-PNS.

"Selain itu, siaran RRI dapat juga diakses melalui internet. Sekarang siaran RRI dapat dinikmati melalui internet," jelas Parni Hadi bangga.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009