Jakarta (ANTARA News) - Hartanto Widjaja, ayah dari David Hartono Widjaja mahasiswa Indonesia yang meninggal di Singapura, telah menerima salinan hasil otopsi (visum et repertum) dari pihak berwenang Singapura.

"Saya masih mempelajarinya karena selain berbahasa Inggris juga awam istilah kedokteran," kata Hartono kepada ANTARA, Jumat.

Visum sudah disampaikan pihak berwenang Singapura kepada NTU, dan salinannya telah disampaikan NTU kepada keluarga David melalui surat elektronik (e-mail).

Hartono berharap pemerintah Indonesia membantu mengungkap kasus David yang meninggal pada 2 Maret 2009 di kampus Universitas Teknologi Nanyang (NTU), Singapura.

"Caranya entah. Saya tidak tahu. Saya hanya berharap pemerintah membantu mendapatkan kebenaran dan keadilan," katanya.

Hartanto mengaku telah meminta bantuan Mabes Polri, tetapi polisi malah menyarankan memakai jalur Departemen Luar Negeri atau Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Singapura.

Sementara itu, Koordinator Penerangan, Sosial dan Budaya KBRI Singapura Yayan Ganda H Mulyana, mengungkapkan pihaknya terus berusaha membantu keluarga David dengan mendesak penegak hukum Singapura menangani kasus itu sebaik-baiknya.

Yayan menyatakan, pihaknya perlu mendapatkan salinan hasil otopsi dari keluarga David.

"Kami masih mencoba mendapatkannya dari rumah sakit (General Hospital)," katanya.

Hasil otopsi warga negara Indonesia, biasa diterima KBRI bila tidak ada ahli waris atau keluarga di Singapura.

"Untuk almarhum David, penyampaian hasil itu disampaikan kepada NTU yang mengurus janazah dan salinannya diprioritaskan kepada keluarganya," kata Yayan.

Kepolisian Koroner Singapura telah menyampaikan keterangan kepada KBRI bahwa konklusi (simpulan) hasil penyelidikan kepolisian akan diumumkan sebulan lagi dari sekarang.

Polisi Singapura akan memeriksa komunikasi e-mail antara David Hartanto dengan Prof Chan Kap Luk, dosen pembimbing tugas akhir mahasiswa teknik elektro itu.

Pada Senin 2 Maret kedua orang bertemu di satu ruangan lantai IV sebelum David didapati dalam keadaan meninggal di tanah rumput dekat selasar lantai I. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009