Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Soetrisno Bachir menggelar pertemuan politik dengan Ketua Umum DPP Partai Demokrat (PD) Hadi Utomo di kantor DPP PAN, Selasa malam.

Dalam pertemuan yang berlangsung tertutup itu, Hadi Utomo tampak didampingi oleh sejumlah fungsionaris PD lainnya diantaranya Sekjen Marzuki Alie dan Ketua DPP Anas Urbaningrum. Sementara Soetrisno Bachir didampingi oleh Sekjen PAN Zulkifli Hasan dan Ketua DPP Hakam Naja.

Kepada pers seusai pertemuan itu, Soetrisno Bachir menjelaskan bahwa pembicaraan di antara kedua partai itu diantaranya menyinggung tentang format koalisi ideal pasca-Pemilu 9 April 2009 dan kongkrit bangunan koalisi itu baru bisa direalisasikan setelah melihat hasil pemilu legislatif.

"Model koalisi yang pernah dibangun partai-partai politik pada 2004 lalu perlu disempurnakan lagi," ujarnya.

Selain topik koalisi, ujar Soetrisno Bachir, PAN juga menjelaskan tentang sikap kritisnya kepada pemerintahan Yudhoyono.

Menurut Bachir, walaupun PAN selalu memberikan kritik atas kebijakan-kebijakan yang diambil pemerintah, namun partainya tidak pernah mengganggu jalannya roda pemerintahan.

Sementara itu, Hadi Utomo menambahkan bahwa kedua partai juga sepakat mengedepankan pembenahan sektor pendidikan yang sangat mendasar bagi perkembangan bangsa Indonesia ke depan.

Bagaimana pun, menurut dia, terbengkalainya sektor pendidikan akan berdampak langsung pada semakin banyaknya angka pengangguran dan kemiskinan.

"Pendidikan yang buruk akan menyebabkan kemiskinan dan pengangguran terus bertambah sehingga masyarakat menjadi tidak produktif," ujarnya.

Di tempat yang sama, Anas Urbaningrum menjelaskan bahwa antara partainya dengan PAN terdapat banyak kesamaan yang bisa memuluskan terciptanya jalinan koalisi yang kuat dan permanen.

Ia menjelaskan persamaan itu diantaranya kedua partai sama-sama dibangun dengan semangat reformasi.

Sebelum dengan PAN, PD juga telah melakukan road show politiknya kepada sejumlah partai politik, yakni dengan PKB dan PKS.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009