Jakarta (ANTARA News) - Menteri Negara BUMN Sofyan Djalil menilai PT Pertamina (Persero) lebih realistis jika hanya menjadi pembeli (off taker) produk yang dihasilkan kilang pengolahan BBM.

"Melihat besarnya investasi kilang dan tidak efisiennya Pertamina membangun kilang pada masa lalu, lebih baik Pertamina hanya sebagai off taker saja," katanya di Jakarta, Selasa.

Selanjutnya, menurut dia, dana Pertamina bisa dialihkan ke sektor lain.

Ia mengatakan, saat ini sebenarnya Pertamina sudah menjadi off taker kilang-kilang yang berada di Singapura.

Dengan pola tersebut, lanjutnya, maka produk BBM yang dihasilkan kilang akan terjamin diserap Pertamina dengan harga pasar.

Sofyan juga mengatakan, pola Pertamina sebagai off taker tersebut akan menjawab mengapa Indonesia hingga kini belum membangun kilang.

Padahal, sudah banyak investor yang berminat membangun kilang di Indonesia dan insentif sudah diberikan melalui peraturan pemerintah.

Namun, Dirjen Migas Departemen ESDM Evita Legowo mengatakan, sebaiknya Pertamina tidak hanya sebagai off taker, namun terlibat dalam pembangunan kilang tersebut.

"Pertamina sebaiknya tetap terlibat, seberapa kecil sharenya di situ. Investor lebih percaya kalau ada Pertamina-nya," katanya.

Sofyan menambahkan, keberadaan kilang di Indonesia akan menurunkan biaya pengadaan BBM domestik.

"Saat ini, Indonesia masih mengimpor BBM sebesar 35 persen atau 300.000 barel per harinya," katanya.

Selain bangun kilang, menurut dia, opsi pengamanan pasokan BBM domestik adalah peningkatan kapasitas (revamping) kilang seperti Balongan 40.000-50.000 barel per hari.  (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009