Ambon (ANTARA News) - Anggota KPU, Syamsul Bahri mengimbau para pemilih pemula di Maluku dan provinsi lainnya tidak memilih menjadi "golongan putih" (golput) atau tidak menyalurkan hak politiknya pada Pemilu 2009. "Pemilih pemula jangan terpengaruh ajakan orang lain untuk golput, sehingga menyia-nyiakan hak suaranya pada pemilu legislatif 9 April mendatang," katanya saat melakukan sosialisasi cara mencentang kepada dua rarus lebih siswa SMA se-Kota Ambon, di Ambon, Sabtu. Ia mengatakan, jika pemilih pemula sudah terdaftar, gunakan hak pilihnyam, jangan menjadi golput karena satu suara saja akan menentukan perolehan kursi legislatif. Menurut Syamsul Bahri, sampai hari "H" pemilu, tidak ada hari tanpa sosialisasi oleh KPU pada setiap jenjang dengan sasaran antara lain pemuda, organisasi kemasyarakatan pemuda, siswa SMA maupun organisasi profesi dan pemilih pemula. "Sejak dicanangkan Presiden pada 26 Juli 2008, Depdagri dan Departemen Infokom selalu melakukan sosialisasi baik lewat pertemuan dengan para bupati/wali kota maupun lewat berbagai pertunjukan kesenian," katanya. Ia berharap pihak yang mengikuti sosialisasi ini dapat meneruskannya kepada masyarakat lain khususnya pemilih pemula. Hasil sosialisasi yang dilakukan KPU selama ini diketahui lama pemilih dalam bilik suara hanya sekitar dua menit dari sebelumnya mencapai tujuh menit. "Sedangkan tingkat kesalahan yang dilakukan para pemilih dalam mencentang semakin berkurang," ujarnya. Ia mengatakan, bahkan di Ambon rata-rata tidak ada kesalahan karena semua pemilih sudah tahu siapa yang akan dipilih dan dari partai mana. Sementara itu, Ketua KPU Kota Ambon, Nus Kainama mengajak para pemilih pemula mengikuti kampanye rapat umum yang akan berlangsung mulai Senin (16/3) dengan tertib. "Jangan hanya sekedar ikut-ikutan. Kalau ingin ikut kampanye hendaknya tertib. Tugas kalian yang utama adalah belajar untuk persiapan ujian nasional," kata Kainama kepada para siswa yang rata-rata duduk di kelas III SMU ini. Sejumlah siswa mengaku telah mengetahui cara mencentang pada kertas suara. "Kami akan meneruskan kepada orang tua dan saudara di rumah atau tetangga, sehingga mereka tidak salah saat pemilu," kata sejumlah siswa.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009