Jakarta (ANTARA News) - Calon Presiden (capres) dari Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Prabowo Subianto menolak tuduhan dirinya melakukan kontra kudeta pada 1983.

"Masa iya sih, seorang kapten bisa melakukan kudeta," katanya di Jakarta, Kamis, sambil tertawa, menjawab pertanyaan wartawan seputar penuturan mantan Danjen Kopassus Letjen TNI Sintong Panjaitan dalam bukunya tentang upaya Prabowo melakukan kontra terhadap kudeta yang diduga akan dilakukan Jenderal TNI (purn) LB Moerdani.

Prabowo kemudian mempersilakan wartawan untuk menilai sendiri kemungkinan upaya kontra kudeta yang akan dilakukannya pada Maret 1983 menjelang Sidang Umum MPR.

Sintong dalam bukunya "Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando" menuturkan, Prabowo yang saat itu menjabat Wakil Komandan Detasemen 81/Antiteror dengan pangkat kapten, akan "mengambil" sejumlah perwira tinggi yang diduga akan melakukan kudeta.

Sejumlah perwira tinggi TNI yang akan di"ambil" dalam sebuah operasi tertutup itu, LB Moerdani, Sudharmono, Ginandjar Kartasasmita, dan Moerdiono.

Atas penuturan itu, Prabowo menegaskan, semua itu dikembalikan kepada masyarakat. "Kita ambil sisi positif dan hikmah dibalik itu," ujarnya.

Tentang pertanggungjawabannya atas kasus penculikan aktivis pada Mei 1998, mantan Pangkostrad itu menyatakan, sudah dilaksanakan.

"Insya Allah sudah tuntas. Biarlah sejarah yang berbicara. Semua orang kan memiliki versi masing-masing," ujar Prabowo yang juga berencana membuat buku yang mengungkap sejarah berdasarkan pandangan dan posisinya waktu itu.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009