Jakarta (ANTARA) - Presiden Direktur Michelin Indonesia Steven Vette mengungkapkan bahwa dia akan lebih fokus terhadap permasalahan business to business, pelayanan solusi untuk pasar B2B serta pengembangan komponen ban yang lebih canggih ke depannya.

"Pada pasar Business to Consumen (B2C) kebanyakan konsumen beli persepsi dan emosi. Mereka pun berlomba untuk menjadi top of mind. Sayangnya tire bukan menjadi top priority orang," ungkap Steven Vette di Jakarta, Selasa.

Baca juga: Michelin kembangkan ban tanpa udara, bakal diuji Chevrolet Bolt

Baca juga: GP Argentina akan uji ketangguhan ban Michelin


Pada awal tahun yang lalu, produsen ban Michelin sudah berhasil mengambil alih kepimilikan saham dari PT Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA) sebesar 439 juta dolar Amerika Serikat (AS). Akuisisi itu untuk memperkuart merek Michelin di pasar Indonesia.

Dalam hal ini, sebesar 80 persen saham MASA berhasil dikuasi oleh Michelin melalui pembiayaan internal perusahaan. Ke depannya Michelin akan mengikuti peraturan yang ada, yakni akan melakukan penawaran umum untuk sisa saham biasa dengan harga sama yang ditawarkan kepada 80 persen pemegang saham Michelin.

Seperti diketahui, Multistrada adalah produsen ban asal Indonesia yang mempunyai kapasitas produksi mencapai 180.000 ton yang terdiri dari 11 juta unit ban kendaraan penumpang roda empat, 9 juta ban kendaraan roda dua, dan 250.000 ban truk.

Sebagai informasi tambahan, pada 2017 perusahaan ban itu memiliki pencapaian penjualan bersih yang tercatat sebesar 281 juta dolar Amerika Serikat.

Di Indonesia, produsen ban asal Prancis ini memiliki 17 jaringan yang sudah tersebar di Indonesia. Saat ini Michelin menawarkan ban yang diperuntukkan untuk mobil penumpang, truk, bus, dan sepeda motor.

Baca juga: Michelin resmi luncurkan Michelin X Multi Z2

Baca juga: Michelin ajak pelajar pahami keselamatan berkendara lewat MSA 2019

Baca juga: Michelin buka kompetisi modifikasi sepeda motor
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2020