Kediri (ANTARA News) - Banjir lahar dingin sisa material Gunung Kelud (1.731 mdpl) kembali melanda Kabupaten Kediri, Jatim, Rabu malam, akibat meluapnya Sungai Serinjing hingga masuk ke rumah warga.

Banjir tersebut melanda dua desa yaitu di Desa Sumberdono dan Sumberbiru, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri. Selain merendam ratusan rumah, banjir juga menghancurkan puluhan hektare padi petani.

Maryo, warga Desa Sumberdono mengungkapkan hingga malam ini ketinggian air di dua desa tersebut makin tinggi.

"Ketinggiannya mencapai satu meter, bahkan hingga masuk ke dalam rumah," katanya ditemui di lokasi, Rabu malam.

Ia khawatir, dengan ketinggian air yang terus naik tersebut membuat dirinya dan warga desa lain siap mengungsi.

"Jika memang tidak ada jalan lain, kami terpaksa mengungsi kembali," kata Maryo.

Sementara itu, koordinator lapangan relawan Kelud, Djoni Arifin mengemukakan, hingga kini tim relawan lain masih melakukan pemantauan di puncak gunung.

"Tim kami ada tiga orang yang saat ini berada di gunung. Kami harap tidak terjadi longsor," katanya.

Ia mengatakan, selain di gunung, seluruh tim relawan Kelud yang berjumlah sekitar 25 orang tetap berjaga. Bahkan, sebagian berada di tepi Sungai Serinjing, melaporkan peningkatan debit air.

Lahar dingin Gunung Kelud tersebut sebelumnya juga melanda Kediri, Senin (23/2). Tiga kecamatan terendam air, yaitu Kecamatan Pare, Puncu dan Kepung. Selain merusak bangunan, air juga membawa tumpukan sampah berupa kayu gelondongan.

Sementara itu, Kepala Bagian Hubungan Masyarakat (Humas) Pemerintah Kabupaten Kediri, Eko Setiyono mengatakan, pihaknya sudah menerjunkan petugas untuk memantau lokasi.

Ia berharap, warga berhati-hati dan segera berlindung dari banjir ke tempat yang lebih aman, jika ketinggian air semakin naik.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009