Jakarta (ANTARA News) - Meskipun situasi krisis masih menggelayuti dunia usaha nasional, utamanya bidang asuransi, PT Adira akan tetap meningkatkan pertumbuhan laba sampai 20 persen, menyusul adanya perbaikan infrastruktur dan peningkatan pelayanan kepada nasabah.

"Saya pastikan, laba perusahaan tahun ini masih akan naik sampai 20 persen, dibanding tahun sebelumnya karena semua personil perusahaan harus dapat meningkatkan pelayanan dan pendapatan premi," kata Presiden Direktur PT Adira Insurance, Willy Suwandi Dharma, tanpa menyebut nilai angkanya, di Jakarta, Senin.

Menurut Willy, tahun ini merupakan tahun yang berat untuk berusaha, karena situasi krisis ekonopmi dunia juga berdampak pada Indonesia. Sedang di sisi lain, tingkat persaingan industri asuransi dalam merebut pangsa pasar saat ini cukup tinggi.

Oleh karena itu , kata Willy, Adira sedang membangun berbagai kanal dalam memasarkan produknya lewat bank guna meningkatkan kecepatan pelayanan kepada nasabah.

Pekan lalu, saat memperingati hari ulangtahunnya PT Adira, Willy yang didampingi sejumlah direksi juga mengatakan, "Kami terus berusaha memaksimalkan pelayanan terhadap pelanggan karena itu merupakan salah satu hal yang terpenting, dan melalui acara ini kami berharap dapat memberikan apresiasi kepada karyawan kami guna meningkatkan prestasi perusahaan."

Menjawab pertanyaan, ia mengatakan, dalam menyikapi persaingan yang cukup ketat ini, diferensiasi dan inovasi produk menjadi cara jitu Adira Insurance untuk menghadapinya.

"Tahun ini laba bisa 20 persen lebih tinggi dibandingkan tahun lalu. kami sedang menyusun anggaran untuk 2009," kata Willy.

Di tempat yang sama Komisaris, Stanly Setiawan mengatakan, manajemen investasi yang baik juga sangat diperlukan, kerja keras manajemen dengan strateginya serta seluruh karyawan lebih menentukan untuk meraih kinerja keuangan yang gemilang.

Ia juga mengatakan, saat ini banyak perusahaan sedang mengalami kesulitan dalam pemenuhuan modal perushaan sesuai dengan stnadar arsitektur asuransi nasional.

"Untuk pemenuhan rasio kecukupan modal dibanding risiko yang harus ditanggung/RBC 120 persen, banyak perusahaan sudah dapat menenuhi, tetapi untuk meningkatkan permodalannya, masih banyak yang belum sanggup untuk tahun ini," katanya.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009