Makassar (ANTARA News) - Puluhan sopir Angkutan Kota Dalam Provinsi (AKDP) trayek Jeneponto, Bantaeng, Bulukumba dan Sinjai kembali melakukan aksi mogok di terminal Mallengkeri, Makassar, Selasa.

Aksi yang dilakukan para sopir ini terkait dipicu keputusan Organisasi Angkutan Daerah (Organda) Sulsel yang menetapkan tarif Rp30 ribu setelah turunnya harga bahan bakar, padahal para supir menuntut Rp35 ribu.

"Kami keberatan dan tidak setuju dengan ketetapan tarif yang dikeluarkan Organda. Meskipun BBM sudah turun namun harga onderdil tetap mahal," ujar Bakri salah seorang sopir.

Sejumlah pendemo bahkan memaksa sopir kendaraan lain yang tidak mau ikut dalam aksi, agar menurunkan penumpangnya sebelum diturunkan paksa.

Akibatnya, lebih dari seratus penumpang ini harus terlantar di terminal Mallengkeri. Bahkan sejumlah penumpang menyalahkan sopir lainnya yang melakukan aksi sweeping paksa terhadap sopir yang tetap mengambil penumpang.

Beberapa mobil angkutan yang akan ke Bulukumba dan telah berhasil lolos keluar dari Terminal Malengkeri, ditahan oleh beberapa sopir yang menunggu di Kota Sungguminasa, Gowa, Sulsel.

Sopir-sopir ini, kemudian memaksa sopir lainnya kembali ke terminal Malengkeri untuk menurunkan penumpangnya.

Sebelum pemerintah menurunkan harga BBM sebanyak dua kali, pada akhir Desember tahun lalu dan awal Januari tahun ini, tarif angkutan jurusan Makassar-Bulukumba yang ditetapkan sopir sebesar Rp40 ribu.

Aksi yang dilakukan para sopir ini lanjutan dari aksi sehari sebelumnya, dimana sekitar 40 sopir AKDP melakukan aksi sweeping di tiga tempat berbeda, seperti yang terjadi di perbatasan Maros, Makassar, depan kantor Mapolda Sulsel, dan di terminal Malengkeri.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009