Brisbane (ANTARA News) - Dua mantan presiden RI, B.J.Habibie dan Abdurrahman Wahid, pekan ini sama-sama berada di Australia untuk dua agenda kegiatan yang berbeda.

Rencana kunjungan pribadi Habibie ke Sydney itu dikonfirmasi Sekretaris I/Konsul Bidang Kekonsuleran KJRI Sydney, Edy Wardoyo, sedangkan perihal kedatangan Abdurrahman Wahid dikonfirmasi Direktur Pusat Multi-Keyakinan Universitas Griffith (GU) Prof. Toh Swee-Hin kepada ANTARA di Brisbane, Senin.

Edy Wardoyo mengatakan, kunjungan mantan presiden B.J.Habibie dan istri ke kota Sydney dari 17-20 Februari itu bersifat "kunjungan pribadi". Pihaknya belum mengetahui agenda kegiatan Habibie selama kunjungan pribadi tersebut kecuali rencana pertemuannya dengan masyarakat Indonesia Selasa malam (17/2).

"Selasa malam (17/2) Beliau akan bertemu dengan masyarakat kita di Wisma Indonesia," katanya.

Sementara itu, kehadiran mantan presiden Abdurrahman Wahid di Australia tidak terlepas dari Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Antar-Iman yang akan berlangsung di Brisbane pada 18-21 Februari.

Prof.Toh mengatakan, tokoh Nahdlatul Ulama (NU) yang akrab dipanggil "Gus Dur" ini menjadi salah satu dari puluhan tokoh lintas agama, teolog, akademisi, dan pengiat perdamaian dari kawasan Asia Pasifik yang diundang sebagai pembicara dalam konferensi yang mengangkat tema "Satu Kemanusiaan, Beragam Keyakinan" itu.

Selain Gus Dur, Prof.Toh mengatakan, Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin juga hadir dalam KTT yang diselenggarakan Pusat Multi-Keyakinan Universitas Griffith (MFC-GU) dan Pure Land Learning College ini.

Ia mengatakan, mantan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof.Azyumardi Azra, juga diundang namun dia tidak bisa hadir karena kesibukannya yang lain.

KTT itu juga menghadirkan banyak tokoh lain, seperti Prof.James Haire dari Pusat Kristen dan Budaya Australia, Tom Calma (Komisi HAM Australia), Felix Machado (Keuskupan Nashik, India), Jeremy Jones (Dewan Eksekutif Yahudi Australia), Yi Thon (Dewan Antar-Iman Kamboja), dan Dr.Loreta Castro (Pusat Pendidikan Perdamaian Filipina).

Dari KTT itu, para peserta diharapkan menemukan titik temu nilai dan prinsip dari agama-agama yang ada dan merumuskan usul kebijakan di tingkat lokal, nasional, dan regional bagi mendorong upaya mewujudkan perdamaian dan harmoni di Australia dan hubungan Australia dengan negara-negara di kawasan Asia Pasifik.
(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009