Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah optimistis bahwa industri komponen di tanah air masih dapat tumbuh lebih dari 7 persen walaupun pasar kendaraan baru turun akibat melemahnya daya beli masyarakat.

Menurut Dirjen Industri Alat Transportasi dan Telematika Departemen Perindustrian, Budi Dharmadi, pertumbuhan indutri komponen itu akan disumbang dari komponen aftersales (suku cadang untuk kendaraan yang sudah beredar di pasaran).

Sementara untuk suku cadang assembly (perakitan) kendaran baru diperkirakan bakal turun mengikuti melemahnya pasar mobil baru dalam tahun ini.

"Kalau suku cadang untuk assembly, memang akan mengikuti pasar. Kalau penjualan kendaraan baru turun, maka penjualan suku cadang ini juga akan turun. Tapi komponen untuk aftersales masih akan bergerak karena pasarnya masih ada," kata Budi Dharmadi di Jakarta Kamis.

Optimisme Budi itu didasari pada pengalaman 2006 lalu, ketika penjualan otomotif nasional turun dari 520.000 unit menjadi 390.000 unit. Meski penjualan otomotif saat itu turun drastis, namun pasar komponen aftersales tetap tumbuh.

Meski penjualan mobil baru turun, namun mobil yang sudah beredar di pasar tetap membutuhkan suku cadang, katanya.

"Pertumbuhan aftersales kita masih bisa sampai 7 persen saat itu. Kalau sekarang menurut saya bisa lebih besar lagi karena aftersales-nya bisa delapan juta kendaraan," ujar dia.

Ia mengharapkan apabila penjualan komponen akan turun tahun 2009 ini maka pertumbuhan masih tetap akan ada.

Sementara itu terkait penurunan harga komponen otomotif, Direktur Marketing PT Nipress Tbk, Herman Slamet mengatakan, produsen komponen di tanah air sebenarnya telah menurunkan harga hingga 20 persen.

"Beberapa komponen, termasuk komponen accu mobil dan motor yang saya jual sudah turun 20 persen. Teman-teman yang menjual ban juga sudah menurunkan harga 20 persen," ujar Herman.

Ia mengatakan, bagi industri otomotif secara keseluruhan memang mahalnya harga bahan baku impor menjadi masalah. Kenaikan baja untuk otomotif mencapai 300 persen, belum lagi bahan baku lainnya yang juga mengalami kenaikan rata-rata di atas 100 persen.

Sementara itu, Direktur Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) Walter North mengatakan, dalam kondisi krisis ini justru perlu bagi industri komponen terutama industri kecil dan menengah (IKM) yang memproduksi suku cadang untuk membenahi diri agar menjadi lebih kompetitif.

"Industri komponen otomotif hanya dapat bertahan dalam krisis ekonomi global dan menjadi lebih maju apabila industri ini bisa lebih kompetitif," ujar dia.
(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009