Kuala Lumpur  (ANTARA News) - Gamelan Jawa, gamelan Malaysia dan instrumental klasik Hindustan mencoba berkolaborasi atau berpadu atas semangat nusantara dalam suatu konser musik Ragam di Kuala Lumpur, Rabu malam.

Gamelan Jawa pimpinan Prof Dr Rahayu mempersembahkan musik tradisional yang berjudul "Kalangkang", "Latrang Wiluceng", dan "Parisyukur", sedangkan gamelan Malaysia yang dimainkan grup gamelan Aswara mempersembahkan lagu "Togok", Gabuh Menyanyi" dan lagu "Lancaran Kandang Bubrah".

Sementara musik klasikan Hindustan menampilkan permainan Sitar oleh Samuel J Dass dan alat musik Tabla oleh Prakash Kandasamy.

Konser ragam yang ditonton rakyat Malaysia, warga Indonesia yang tinggal di Kuala Lumpur, etnis India di Malaysia, dan beberapa warga asing, awalnya menampilkan gamelan Aswara atau Malaysia. Walau alat-alat gamelannya sama dengan Jawa, tapi pemainnya ada etnis Melayu, Cina dan India dengan pakaian tradisional Sumatera dengan kain songkok dan topi ala Padang.

Dua gadis Melayu menyanyikan lagu "Togok", "Gabuh Menyanyi" dan lagu "Lancaran Kandang Bubrah" diiringi musik gamelan berintonasi agak cepat.

Setelah itu dilanjutkan dengan penampilan gamelan Jawa tanpa ada yang menyanyi hanya instrumen gamelan dimainkan oleh orang-orang Jawa dengan intonasi yang lambat.

Penampilan selanjutnya adalah permainan musik klasik Hindustan yang menampilkan Samuel J Dass memainkan alat musik Sitar, seperti Gitar, dan Prakash Kandasamy memainkan Tabla, seperti gendang.

Terakhir, gamelan Malaysia, gamelan Jawa, dan musik klasik Hindustan tampil bersama dalam suatu kolaborasi musik yang membuat para penonton berdecak kagum atas ide kolaborasi beberapa musik tradisional itu.  (*)


Foto: Dua penyanyi Malaysia sedang menyanyikan lagu "Togok" diiringi musik gamelan Malaysia pada konser Ragam di Kuala Lumpur, Rabu malam.  (Foto ANTARA/Adi Lazuardi)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009