Gresik (ANTARA News) - Produksi padi musim panen bulan ini turun 17 persen akibat banjir yang melanda enam kecamatan di Kabupaten Gresik yakni Balongpanggang, Bunga, Dukun, Cerme, Benjeng dan Driyorejo.

Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia, HKTI Gresik, Asikin, Rabu mengatakan, biasanya di musim panen per hektar sawah mampu memproduksi 8 ton, namun saat ini turun menjadi 5 ton.

Sedangkan tiga Kecamatan pemasok produksi padi yakni Balongpanggang, Cerme, dan Benjeng yang biasanya mampu menghasilkan produksi padi mencapai 180 ribu ton, kini hanya 150 ribu ton.

"Musim panen Februari ini, Gresik hanya mampu menghasilkan 200 ribu ton padi dari 33 ribu hektar luas lahan pertanian padi," kata Asikin.

Namun turunnya produksi padi itu tidak mempengaruhi ketahanan pangan di Gresik. Ini karena produksi padi masih bisa dihasilkan dari beberapa kecamatan lain. "Jadi stok beras di Gresik masih aman, meskipun sebagian gagal panen," katanya.

Kepala Bidang Ketahanan Pangan Dinas Pertanian Gresik, Agus Joko Waluyo membenarkan adanya penurunan produksi padi di musim panen bulan ini. Namun Pemerintah Provinsi telah menyediakan bantuan benih padi hibrida kepada petani yang gagal panen akibat sawahnya terendam banjir.

"Untuk jumlah bantuan benih padi dari pemprov kami belum tahu, yang jelas saat ini kami diperintahkan untuk mendata jumlah petani yang layak menerima bantuan,utamanya di tiga Kecamatan yang kerusakan lahan pertanian paling parah yakni, Balongpanggang, Dukun, dan Benjeng," katanya.

Sementara itu, kurangnya stok padi menjadikan harga beras di pasaran naik. Rata-rata kenaikan harga beras mencapai Rp250. Harga beras kualitas super di Pasar Gresik dari Rp5.100,00 naik menjadi Rp5.250,00. Beras kualitas sedang dari Rp4.650 menjadi Rp4.850. Beras meniran (kualitas paling rendah) dari Rp4.250 menjadi Rp4.500.

Kenaikan beras ini, kata Sri Rahayu pedagang beras di Pasar Gresik, terjadi sejak tiga hari lalu, karena kosongnya barang.

"Biasanya saya ambil untuk tiga hari 2,5 ton namun saat ini susah mencarinya. Gabahnya ada, tapi masih basah akibat banjir dan seringnya hujan," katanya.

Edy, pedagang sembako, juga membenarkan adanya kenaikan beras sejak tiga hari terakhir. Tak hanya beras berkualitas bagus, beras menir pun juga naik. "Semua jenis beras naik, karena barangnya kosong," katanya.

Selain beras, kata Edy minyak goreng, bawang merah, tepung terigu, dan gula pasir juga naik.

Untuk minyak goreng naik dari Rp7.300,00 menjadi Rp7.800,00, gula pasir Rp5.800 menjadi Rp6.500,00, bawang merah naik dari Rp6.000 menjadi Rp11.000,00.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009