Bandung (ANTARA News) - Kapolresta Cimahi, AKBP Purwolelono menyatakan tidak ada unsur pidana ataupun kelalaian dari Panitia Pelantikan Calon Anggota Ikatan Mahasiswa Geodesi Institut Teknologi Bandung yang menyebabkan meninggalnya mahasiswa jurusan program studi Geodesi angkatan 2007, Dwi Yanto (22), Minggu dini hari lalu di Gunung Batu Desa Pagerwangi, Kecamatan Lembang, Jabar. Kepada ANTARA News di Bandung, Senin, Purwo menjelaskan kematian Dwi Yanto disebabkan kelelahan saat mendaki Gunung Batu. "Saat telah berjalan sepanjang 400 meter korban mengeluh kelelahan namun ketika panitia menawarkan untuk mengehentikan pendakian Dwi Yanto menolak," katanya. "Korban akhirnya menyelesaikan perjalanan hingga mencapai jarak tempuh 1,2 kilometer yang medannya menanjak meski dalam kondisi lelah," katanya menerangkan. Pihak kepolisian tidak melakukan visum karena keluarga korban menolak sehingga kasus yang menjadi temuan polisi ini tidak berujung ke penyelesaian hukum. "Keluarga korban telah menyatakan menerima kematian Dwi Yanto sebagai musibah dan tidak menuntut kepada pihak panitia atau ITB," katanya. Korban Dwi Yanto meninggal saat proses pelantikan calon anggota Ikatan Mahasiswa Geodesi (IMG) ITB di Gunung Batu Desa Pagerwangi, Kecamatan Lembang, Minggu dini hari dan langsung dilarikan ke RS Borromeus Kota Bandung. Kematian ini menimbulkan berbagai spekulasi bahwa kematiannya diakibatkan karena adanya Orientasi Pengenalan Kampus (OSPEK) namun hal tersebut dibantah oleh pihak ITB. Wakil Rektor bidang Kemahasiswaan dan Alumni ITB, Widya Nugroho mengatakan sejak 2007 kegiatan OSPEK telah diganti menjadi Orientasi Studi (OS) dan tidak ada unsur penggojlokan. ITB telah membentuk tim penyelidik internal bernama Komisi Penegakkan Norma Kemahasiswaan Kampus untuk mencari tahu penyebab kematian Dwi Yanto. Beberapa hari mendatang tim penyelidik ITB akan menyatukan laporannya dengan pihak kepolisian untuk mencari penyebab kematian mahasiswa angkatan 2007 tersebut. Jenazah korban telah dibawa oleh keluarga ke rumah duka di Taman Galaksi, Bekasi Selatan, Kota Bekasi dan telah dimakamkan.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009