Jakarta (ANTARA News) - Menkeu/Plt Menko Perekonomian Sri Mulyani Indrawati mengingatkan bahwa kecenderungan proteksionis dalam kondisi global seperti sekarang ini akan merugikan perekonomian dunia maupun nasional.

Pesan tersebut merupakan satu dari tiga pesan yang disampaikan oleh Menkeu/Plt Menko Perekonomian kepada 15 duta besar luar biasa dan berkuasa penuh di Gedung Djuanda I Departemen Keuangan Jakarta, Selasa.

Deputi Menko Perekonomian Bidang Pembiayaan dan Kerjasama Internasional Mahendra Siregar usai pertemuan tersebut menjelaskan, Menkeu meminta agar para duta besar tetap melaksanakan komitmen kerjasama internasional Indonesia.

Ia menyebutkan, perlu langkah tepat mengantisipasi kondisi agar dalam kondisi global yang sulit ini masing-masing negara tidak semakin mementingkan kepentingan dalam negerinya (proteksionis).

"Indonesia tetap berupaya memenuhi komitmen internasional dan juga mengharapkan semua negara melakukan hal yang sama. Justru dengan menutup pintu perdagangan international maka pada gilirannya semua negara akan terkena dampaknya," katanya.
Menurut dia, upaya peningkatan ekspor Indonesia akan menghadapi kendala berupa adanya kecenderungan proteksionis dari masing-masing negara.

"Para dubes yang akan bertugas ini perlu dibekali mengenai kebijakan Indonesia yang tetap mengupayakan pelaksanaan komitmen kerjasama internasional," katanya.

Dalam kesempatan yang sama, menurut Mahendra, Menkeu/Plt Menko juga menyampaikan berbagai persiapan Indonesia menghadapi krisis keuangan global, mulai dari kesiapan fiskal, sektor riil, dan perbankan serta moneter.

Menkeu juga menyampaikan pesan mengenai peran dan kontribusi yang diberikan Indonesia baik di tingkat regional, bilateral maupun multilateral dalam menghadapi krisis global.

"Disampaikan bagaimana peran Indonesia di kawasan ASEAN dan global melalui kelompok G-20 dan peran Indonesia dalam reformasi IMF dan Bank Dunia, juga bagaimana memperbaiki kondisi pasar modal secara keseluruhan," jelasnya.

Mengenai peran Indonesia di ASEAN, Mahendra mengatakan, dalam konteks krisis global, ASEAN sedang memfinalisasi multilarisasi Chiangmai Inisiatif. ASEAN mencoba dalam waktu yang tidak terlalu lama hal itu, bisa difinalisasikan sehingga didapat mekanisme operasional yang paling tepat.

"Bagi Indonesia sebagai negara penting dan ekonomi terbesar di ASEAN, merasa komitmen untuk mencapai Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 perlu dijaga karena kredibilitas dan integritas ekonomi ASEAN ada di situ, termasuk di dalamnya integritas ASEAN sendiri karena dalam keseluruhan integritas ASEAN, masalah ekonomi memegang peran yang sangat penting," kata Mahendra.

Dalam kesempatan itu hadir dubes luar biasa dan berkuasa penuh RI untuk sejumlah negara dan lembaga internasional antara lain Dubes RI untuk Republik Yunani, Ahmad Rusdi; Dubes untuk PBB, WTO, dan organisadi internasional lainnya berkedudukan di Jenewa, Dian Triansyah Djani; Dubes untuk Jerman, Eddy Pratomo, Dubes untuk Pakistan, Ishak Latuconsina; Dubes untuk Korea, Nicholas Tandi Dammen; dan Dubes untuk Australia dan Vanuatu berkedudukan di Canberra, Primo Alui Joelianto.
(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009