Jakarta (ANTARA) - Tujuh orang menjadi saksi dalam perkara perampokan oleh sopir taksi daring (online) bernama Ari Darmawan terhadap penumpangnya.

"Kami panggil semua saksi, total tujuh orang," kata Jaksa Penuntut Umum (JPU) Bobby Mokoginta saat dikonfirmasi di Jakarta, Rabu.

Tujuh saksi yang diajukan ke persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, yakni dua saksi korban, pihak Gojek selaku operator taksi daring, dua polisi penangkap pelaku dan saksi warga yang melihat kejadian.

"Kami juga menghadirkan paman terdakwa yang jadi pemilik akun taksi daring (Gojek) yang digunakan oleh terdakwa," kata Bobby.

Baca juga: Pengemudi taksi daring terduga pelaku penculikan diringkus polisi
Tersangka pembunuhan sopir taksi online, Fadil Pranata (25), di papah oleh dua polisi dari unit penyidikan di kantor Polresta Bogor Kota di Bogor, Senin (4/11/2019). (ANTARA/Foto: Riza Harahap)

Bobby menambahkan, para saksi sudah menerima panggilan untuk menjadi saksi dan berharap semua saksi bisa hadir di persidangan.

Sidang dugaan perampokan oleh sopir taksi daring Ari Darmawan kembali dilanjutkan Rabu ini dengan agenda meminta keterangan saksi-saksi.

Persidangan dugaan perampokan oleh sopir daring ini telah bergulir sejak Selasa (7/1) dengan agenda pembacaan dakwaan.

Ari Darmawan didakwa melakukan tindak pidana pencurian dengan kekerasan sebagaimana diatur dalam Pasal 365 ayat (2) ke-1 KUHP.

Baca juga: PMJ persilakan korban percobaan penculikan di taksi daring melapor
Perkara dugaan percobaan penculikan oleh sopir taksi daring berinisial MIS (kiri) terhadap seorang karyawati berinsial T (kanan) berakhir damai setelah keduanya diperiksa dan dipertemukan oleh Sub  Direktorat Kejahatan dan Kekerasan (Subdit Jatanras) Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Selasa. ANTARA/Fianda Rassat
Sidang kali ini dipimpin oleh majelis hakim Achmad Guntur dijadwalkan berlangsung sekitar pukul 15.00 WIB dengan agenda meminta keterangan saksi-saksi.

Peristiwa dugaan perampokan tersebut terjadi Rabu 4 September 2019 pukul 03.40 WIB dini hari. Ari Darmawan mendapat pesanan dari calon penumpang berinisial S yang meminta dijemput dari daerah Kemang Veneu Jakarta Selatan menuju daerah Damai Raya Cipete.

Menurut keterangan pengacara Ari Darmawan dari LBH Mawar Saron Jakarta, saat dihubungi oleh Ari, S tidak merespon pesan dan telepon. Tak lama kemudian S tidak lagi dapat dihubungi oleh Ari.

"Keesokan harinya Ari ditangkap oleh pihak Polres Jakarta Selatan atas tuduhan melakukan pencurian dengan kekerasan terhadap korban S dan temannya A," kata Yosua Napitupulu dari LBH Mawar Saron/Hotman Sitompoel Associates.

Baca juga: PN Jaksel gelar sidang dugaan perampokan oleh supir taksi 'online'
Sejumlah sopir transportasi konvensional melakukan aksi di depan Kantor Gubernur Bali, Denpasar, Bali, Kamis (7/2/2019). Aksi yang diikuti oleh ratusan sopir dari berbagai paguyuban pengemudi transportasi konvensional dari seluruh Bali tersebut menuntut transportasi berbasis daring segera ditutup dan dilarang beroperasi karena dianggap mematikan usaha transportasi konvensional dan menurunkan kualitas pariwisata di Pulau Bali. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/foc. (ANTARA FOTO/FIKRI YUSUF)
LBH Mawar Saron melakukan investigasi terhadap kasus tersebut dan menemukan informasi yang dapat membuktikan Ari merupakan korban salah tangkap.

Dalam keterangan tertulisnya, awalnya korban S memesan taksi daring dengan pengemudi atas nama Dadang Supriyatna.

Setelah korban masuk ke mobil, Dadang membatalkan pesanan (orderan) sehingga secara otomatis aplikasi mencari pengemudi baru (reblast) dan pesanan (orderan) tersebut diterima oleh Ari.

LBH Mawar Saron selaku kuasa hukum telah mengajukan eksepsi pada persidangan Selasa (21/1). Kuasa hukum menilai dakwaan jaksa "error in persona" atau salah orang.

"Oleh karenanya dakwaan dinyatakan batal demi hukum," kata Hotman PD Sitompoel, pengacara terdakwa di persidangan sebelumnya.
Baca juga: Jamin keamanan penumpang, Grab sediakan "tombol darurat"

Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2020