smart city tidak hanya seputar e-gov
Jakarta (ANTARA) - Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Galuh Syahbana Indrapahasta mengatakan, masyarakat di ibu kota negara baru harus dididik untuk melek teknologi digital karena pengembangan ibu kota ini akan menggunakan konsep smart city.

"Salah satu isu sosial yang umum terkait smart city khususnya di negara berkembang, termasuk Indonesia adalah digital literacy (literasi digital) dan digital inclusion (inklusi digital)," kata Galuh peneliti dari Pusat Penelitian Kebijakan dan Manajemen Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Inovasi LIPI kepada ANTARA, Jakarta, Senin.

Menurut Galuh, inti dari smart city adalah bagaimana injeksi teknologi digital yang mencakup smart technologies and solutions dalam pembangunan perkotaan.

Baca juga: Jokowi yakin perpindahan ibu kota baru terlaksana pada 2024
Baca juga: Presiden pelajari tata kota Canberra untuk ibu kota baru Indonesia


Oleh karena itu, Galuh mengatakan perlu adanya upaya pemerintah memfasilitasi agar masyarakat lokal dapat lebih melek teknologi digital dan juga merasakan manfaat positif dari kehadiran smart city di ibu kota negara yang baru.

Namun, Galuh mengatakan yang memang belum jelas dari smart city di ibu kota negara yang baru itu adalah prioritas di sektor atau bidang mana.

"Karena smart city tidak hanya seputar e-gov, tetapi pelayanan publik secara umum, bahkan integrasi dengan beragam sektor sosial seperti pendidikan, kesehatan dan ekonomi seperti energi dan usaha kecil menengah," tutur Galuh.

Untuk membuat masyarakat melek teknologi, maka dapat dilakukan pelatihan, proses pembelajaran secara formal di sekolah dan semi formal di tingkat desa.

Baca juga: Ibu kota baru bangun bendungan berkapasitas 11,6 juta meter kubik
Baca juga: Pengembangan SDM bagi ibu kota negara baru cegah kesenjangan


Sebelumnya, pembangunan ibu kota negara di Provinsi Kalimantan Timur akan dibangun dengan desain dan konsep sebagai smart city dan forest city (kota cerdas dan sekaligus perlindungan lingkungan).

Ibu kota negara yang baru akan dibangun di kawasan hutan produksi yang sebelumnya adalah hutan tanaman industri Itchi Hutani Manunggal.

Terkait dengan konsep pembangunan ibu kota negara yang menggabungkan konsep smart city dan forest city tersebut, menurut Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar, kementeriannya masih mendalami langkah-langkah kebijakan yang tepat untuk tujuan tersebut.

Baca juga: LIPI: Harus diantisipasi masalah ketimpangan sosial di ibu kota baru
Baca juga: Kominfo pastikan ibu kota baru adopsi 5G
Baca juga: Presiden Jokowi: Tranportasi ibu kota baru serba elektrik dan otomatis


Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2020