Banjarmasin (ANTARA News) - Ketua Bidang Kaderisasi Dewan Pimpinan Pusat Partai Keadilan Sejahtera, Drs.H. Mahfudz Siddiq, M.Si, menyatakan, PKS kurang tertarik berkoalisi dengan partai politik Islam.

"Koalisasi parpol Islam cenderung menciptakan konflik laten dan kurang menguntungkan Indonesia ke depan," tandasnya kepada wartawan di Banjarmasin, Minggu.

Ketua Fraksi PKS di DPR Ri itu mengungkapkan, sejak Pemilihan Umum 1955 hingga 2004, pencapaian perolehan suara partai Islam rata-rata hanya 40 persen.

"Oleh karena itu, sekarang dan ke depan, PKS ingin membangun sebuah konfigurasi kebersamaan (tanpa harus berlabel politik sama) unuk membangun negara dan bangsa yang sama-sama kita cintai ini," lanjutnya.

Dia menerangkan, PKS tengah mengenalkan konsep rekonsiliasi guna menghilangkan konflik dan dendam warisan masa lalu guna mewujudkan konfigurasi kebersamaan tersebut.

Untuk itu PKS telah mengundang sejumlah anak pahlawan seperti keluarga Presiden Pertama Soekarno, Presiden Kedua Soeharto dan lainnya, ungkap wakil rakyat asal daerah pemilihan Jawa Barat ini.

Dia mengungkapkan, trade mark PKS yang sejak Pemilu 2004 menawarkan jagon "bersih dan peduli" akan ditambah slogan profesional pada Pemilu 2009.

"Dengan jargon-jargon tersebut, PKS berharap pada Pemilu 2009 lebih mendapat simpati masyarakat, sehingga bisa mencapai target. Target PKS adalah menjadi tiga partai besar nasional," harapnya.

Hasil survai berbagai kalangan secara konsisten menempatkan PKS di posisi empat besar nasional, di bawah Partai Golkar, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Demokrat.

"Jadi selama tiga bulan ke depan, kami tinggal menarik salah satu dari tiga parpol besar tersebut untuk turun ke urutan empat mengganti kedudukan PKS," demikian Mahfudz Siddiq. (*)

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2008