Bandarlampung (ANTARA News) - Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Lampung Haryo Satmiko, di Bandarlampung, Minggu meminta seluruh operator angkutan umum menurunkan tarif, seiring dengan penurunan harga bahan bakar minyak (BBM). "Sehubungan dengan penurunan harga BBM, tanggal 15 Desember, pukul 00.OO WIB, maka tarif angkutan pada masing-masing daerah yakni provinsi dan kabupaten/kota diminta turun, yang besarannya disesuaikan dengan kajian daerah masing-masing," kata dia. Ia menjelaskan, permintaan tersebut untuk memberikan keseimbangan kepada masyarakat pengguna angkutan umu, sebab ketika BBM naik tarif pun mengimbangi dengan kenaikan, sehingga saat harga BBM turun, tarif juga harus turun. Pemerintah memutuskan untuk menurunkan harga jual bahan bakar minyak (BBM) jenis premium dari Rp5.500 menjadi Rp5.000 dan solar dari Rp5.500 menjadi Rp.4.800 per liter, mulai Senin (15/12) terhitung pukul 00.00 waktu setempat di seluruh wilayah Indonesia. Hal tersebut disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam keterangan pers setelah rapat kabinet terbatas di Kantor Presiden Jakarta, Minggu petang. Sebelumnya, angkutan umum dan penyewaan antar-jemput (abodemen) sekolah di Bandarlampung, ketika harga premiun turun Rp500 per liter, tidak menurunkan tarif. "Kami tidak bisa menurunkan biaya jasa abodemen, karena penurunan BBM hanya delapan persen, sedangkan dulu waktu kenaikkan mencapa 33 persen," kata Edi Suwandi, pemilik jasa abodemen sekolah di Bandarlampung. Ia mengakui, orang tua siswa yang menggunakan jasanya menanyakan hal tersebut, sehingga perlu penjelasan agar semuanya bisa memahami. Sewaktu BBM naik mencapai 33 persen, jasa sopir pun ikut menuntut naik dan sekarang tidak mungkin gaji mereka diturunkan lagi. Kemudian, harga suku cadang kendaraan tidak turun seiring dengan turunnya harga BBM, sebaliknya semakin naik. "Jadi turunnya harga bensin yang hanya Rp500 per liter atau delapan persen, tidak bisa mendongkrak untuk menurunkan beberapa faktor lainnya," kata dia. Seorang sopir angkot jurusan Tanjungkarang-Rajabasa, Bandarlampung, Wasito mengatakan pihaknya tidak menurunkan tarif angkutan atau ongkos. "Setoran ke pemilik mobil saja tidak turun. Mana mungkin kami akan menurunkan ongkos penumpang," kata dia. Selain itu, belakangan ini penghasilan para sopir angkot kian menurun, seiring mudahnya warga mengakses untuk mendapatkan sepeda motor.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008