Jakarta,  (ANTARA News) - Produsen sepeda motor lokal, PT Inti Kanzen Motor (IKM) sedang mempersiapkan produksi dan pemasaran sepeda motor hibrid berbasis bensin dan elpiji, yang ditargetkan meluncur ke pasar domestik pada tahun depan.

"Kami sedang mengurus 17 paten dari komponen sepeda motor hibrid tersebut," kata Preskom IKM Rini M Soemarno, ketika di temui di sela-sela "Jakarta MotorCycle Show 2008" (JMS 2008) di Balai Sidang, Jakarta, Sabtu.

Ia menjelaskan sejak tiga bulan lalu pihaknya mengurus hak paten bagi 17 komponen sepeda motor hibrid tersebut ke Departemen Hukum dan Hak Azazi Manusia (Depkumham).

"Kalau hak patennya sudah keluar, kami akan segera memasarkan sepeda motor hasil inovasi anak bangsa tersebut," ujar mantan Menperindag di era Presiden Megawati Soekarnoputri itu.

Ia memperkirakan tahun depan sepeda motor hibrid yang dipajang pada arena pamer Kanzen di JMS 2008 itu akan diproduksi secara massal dan mulai di pasarkan di dalam negeri. Pada ajang pameran tersebut sepeda motor hibrid buatan Kanzen itu masih ditulis dengan nama "Hybrid Fuel System Concept."

Menurut Rini, sejumlah komponen hasil inovasi para insinyur lokal itu harus dipatenkan agar bisa menjadi kebanggaan Indonesia. Selain dipatenkan di dalam negeri, ia juga berencana mematenkan komponen tersebut di luar negeri.

Sejumlah komponen yang sedang diurus patennya di Dirjen antara lain "switcher" (alat untuk mengganti sistem bensin atau gas), permukaan alat penampung elpigi, alat pengisi elpiji, komponen belakang sepeda motor, dan lain-lain.

"Sepeda motor hibrid tersebut dikembangkan untuk membantu menciptakan udara yang lebih bersih dan menahan efek pemanasan global. Selain itu, sepeda motor hibrid tersebut lebih irit, karena selain menggunakan bensin juga menggunakan elpiji," ujarnya.

Rini menjelaskan sepeda motor hibrid memiliki dua sistem penggerak kendaraan. Menurut dia, konsumen bisa menggunakan bensin dalam pengoperasian sepeda motor tersebut atau mengganti dengan elpigi secara semi otomatik.

Tabung sepeda motor hibrid tersebut menampung elpigi sebanyak tiga kilogram yang mampu memberikan energi untuk perjalanan sepanjang 250 kilometer, dengan kecepatan rata-rata 50 kilometer per jam

Menanggapi kekhawatiran masyarakat akan bahaya penggunaan elpigi pada sepeda motor, Rini mengatakan sepeda motor berbahan bakar elpigi dan bensin itu aman, karena elpigi tidak akan meledak, seperti kejadian pada kompor, karena jauh dari api..

"Kami mungkin akan menempelkan stiker pada motor tersebut bahwa dilarang merokok saat mengendarai sepeda motor. Tapi sangat jarang orang mengendarai sepeda motor sambil merokok," ujarnya. Namun, ia belum bersedia menjelaskan berapa perkiraan harga sepeda motor hibrid tersebut.

Ketika ditanya lebih jauh soal stasiun pengisian bahan bakar gas untuk kendaraan yang masih sedikit, Rini mengakui penyebaran stasiun pengisian bahan bakar gas untuk kendaraan masih berpusat di Jakarta. Oleh karena itu, ia berharap Pemerintah mendorong Pertamina mengembang lebih ekspansif stasiun pengisian bahan bakar gas di seluruh kota di Indonesia.

"Yang penting sekarang, inovasi anak bangsa itu harus jalan dulu untuk membuktikan bahwa bangsa Indonesia juga bisa menciptakan sepeda motor sendiri," ujar Rini.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008