Jakarta (ANTARA News) - Pengalaman Indonesia dalam menurunkan emisi gas rumah kaca dipresentasikan dalam Konferensi ke-14 PBB tentang Perubahan Iklim di Poznan, Polandia, dan mendapat sambutan dari peserta, demikian siaran pers Kedubes RI di Warsawa, Jumat.

Delegasi Indonesia diwakili BPPT yang didukung oleh Departemen Perindustrian, Departemen Kehutanan serta Departemen Kelautan dan Perikanan dilaporkan menarik perhatian peserta COP-14 saat menyampaikan presentasi tentang Technology Needs Assessment (TNA) terkait dengan penurunan gas rumah kaca.

Negara-negara peserta maupun LSM internasional menggunakan konferensi tersebut untuk menyampaikan presentasi baik mengenai temuan baru di bidang teknologi lingkungan maupun hasil-hasil risetnya.

Dalam presentasi delegasi RI, dipaparkan hasil TNA secara umum untuk tujuh sektor industri yakni energi, transportasi, industri, pertanian, kehutanan, kelautan dan limbah, serta presentasi lebih rinci untuk TNA khusus pada sektor industri, kehutanan dan limbah. Hasil TNA akan dipakai sebagai dasar untuk pelaksanaan transfer teknologi rendah karbon didalam kerangka UNFCCC dari negara maju ke negara berkembang dalam untuk mengatasi dampak perubahan iklim.

Delegasi Indonesia yang diwakili Departemen Kelautan dan Perikanan juga berkesempatan memaparkan rencana penyelenggaraan World Ocean Conference (WOC), pada tanggal 11-15 Mei 2009 yad. WOC 2009 diharapkan dapat menjadi landasan yang kuat bagi para pemimpin dunia dan pemangku kepentingan dalam mewujudkan komitmen dan kepedulian terhadap peran laut dalam mengurangi dampak perubahan iklim dan mendapatkan kesepahaman mitigasi dan adaptasi akibat dari perubahan iklim. Komitmen ini akan dituangkan dalam kesepakatan Manado Ocean Declaration.

Dalam pertemuan COP14 di Poznan delegasi Indonesia mengharapkan agar dalam pertemuan perubahan iklim selanjutnya dapat memasukkan pembahasan isu-isu tentang kelautan.

Kedua presentasi diikuti oleh tanya jawab dari peserta yang berjumlah sekitar 100 orang dan berasal dari kalangan pemerintah, institusi ADB, European Commision, Basel Convention, LSM, akademisi dan lainnya. Presentasi Indonesia tersebut mendapat tanggapan positif dari para undangan, antara lain dari Prancis yang tertarik untuk pelaksanaan teknologi transfer melalui pendekatan sektoral.

Sidang UNFCCC COP-14 di Polandia pada hari ke-3 membahas penanggulangan dampak negatif dari perubahan iklim.

Sidang ini dibuka oleh Menteri Negara Lingkungan Hidup Rachmat Witoelar pada 1 Desember 2008 sebagai Presiden Convention of the Parties ke 13 UNFCCC sebelum menyerahkan mandatnya kepada Menteri Lingkungan Hidup Polandia yang menjabat sebagai Presiden COP 14 untuk periode Desember 2008 sampai dengan 2009.

Menteri Rachmat Witoelar menganggap sidang ini penting sebagai jembatan antara Konferensi Bali tahun lalu dan Konferensi Copenhagen tahun depan untuk memantapkan kerjasama pada tataran internasional dalam hal perubahan iklim dan merealisasi tatanan baru penanggulangan negatif perubahan iklim serta kerjasama pada sektor-sektor penting terkait.
(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008