Jambi (ANTARA News) - Delapan dari 10 DPD Partai Golkar di Jambi, mendesak Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Jambi, H Zoerman Manaf agar mundur atau meletakkan jabatannya, karena dinilai gagal memimpin partai tersebut.

Ketua Biro Pemenangan Pemilu DPD Partai Golkar Provinsi Jambi, Syaiful Bahri Hasibuan di Jambi, Rabu menyatakan sependapat dengan mosi tidak percaya yang disampaikan sejumlah pengurus DPD Partai Golkar kabupaten/kota itu kepada Zoerman Manaf.

"Oleh karena itu, mosi tidak percaya yang disampaikan kepada Pak Zoerman harus ditanggapi serius oleh pengurus DPP," katanya.

Jika DPP Partai Golkar mengabaikan mosi tak percaya yang ditujukan kepada Zoerman, justru akan menjadi bumerang bagi Golkar ke depan sebagai pemenang Pemilu pada 2004.

Partai Golkar di Jambi memperoleh suara atau kursi terbanyak di DPRD Provinsi Jambi (11 kursi), sehingga pada Pemilu 2009 diragukan kemenangan itu bisa direbut kembali.

Kegagalan Partai Golkar di Jambi yang dipimpin Zoerman Manap, menurut Syaiful, pada 2007-2008 berlangsung tiga Pilkada Bupati dan Walikota, namun tidak satupun calon Golkar yang menang.


Sarat KKN

Begitu juga dalam seleksi balon caleg yang dilakukan Partai Golkar Jambi tidak sportif, penuh intimidasi, dan KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme).

Ia menyarankan, kegagalan-kegagalan Golkar di Jambi itu harus dievaluasi oleh Pengurus DPP Partai Golkar, jika Golkar ingin mempertahankan eksistensinya selama ini secara nasional.

Sementara itu, Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Jambi H Zoerman Manap ketika dimintai tanggapannya atas mosi tidak percaya yang disampaikan sejumlah DPD kabupaten itu, menegaskan, semua itu hanya isu yang dilontarkan melalui media massa.

"Itu hanya isu, sampai sekarang tidak ada secara resmi dengan tertulis menyampaikan kepada saya mundur dari Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Jambi," katanya.

Namun isu yang dilontarkan sejumlah pengurus DPD Partai Golkar Provinsi Jambi dan DPD kabupaten/kota itu akan segera diklarifikasi sampai sejauh mana kebenarannya.

"Saya kira isu itu tidak perlu ditanggapi atau dikembangkan," kata Zoerman.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008