Cilacap  (ANTARA News) - Adik kandung dua terpidana mati Bom Bali I almarhum Mukhlas dan Amrozi, Ali Fauzi, mendatangi Lembaga Pemasyarakatan (LP) Batu, Nusakambangan, Cilacap, Kamis (27/11).

Kedatangan Ali Fauzi bersama keponakannya, Sumarno, didampingi anggota Tim Pengacara Muslim (TPM) Ustad Hasyim Abdullah, Abi Sambasi, Tendang Yudianta, dan Rosidin, bertujuan mengambil barang-barang milik almarhum Mukhlas dan Amrozi.

Mereka tiba di Dermaga Wijayapura Cilacap, sekitar pukul 10.10 WIB, menggunakan dua mobil masing-masing Xenia milik Gerakan Reformis Islam (Garis) nopol F 1245 SK dan Avanza Silver nopol B 2280 JM.

Setelah melapor kepada petugas di Dermaga Wijayapura, rombongan tersebut segera menyeberang menggunakan Kapal Pengayoman II menuju Pulau Nusakambangan yang berangkat sekitar pukul 10.35 WIB.

Ditemui sebelum menyeberang ke Nusakambangan, Ali Fauzi mengatakan, kedatangannya ke LP Batu untuk mengambil barang-barang milik almarhum kedua kakaknya, Mukhlas dan Amrozi, atas undangan Kepala LP Batu, Sudijanto.

Menurut dia, tidak benar jika pihak LP Batu mempersulit keluarga untuk mengambil barang-barang milik Mukhlas dan Amrozi. "Tidak betul jika pihak keluarga dipersulit untuk mengambil barang-barang kedua almarhum," kata dia sambil menunjukkan surat bernomor W9.Egg.PK.01.01.05-076 tanggal 13 November 2008 yang ditandatangani Kepala LP Batu, Sudijanto.

Ali Fauzi juga membacakan surat bertuliskan tangan Mukhlas yang dititipkan melalui Kepala LP Batu.

Menurut dia, surat yang dibuat tanggal 8 November 2008 tersebut merupakan bagian dari amanat Mukhlas. "Ini asli tulisan Bang Mukhlas, tidak ada manipulasi," kata Ali Fauzi.

Dalam surat ini, kata dia, almarhum meminta supaya barang-barang yang ada di dalam kamarnya (sel) seperti Mushaf Alquran dan terjemahannya, pakaian, sorban, jam digital, dan beberapa barang lainnya untuk diserahkan kepada keluarga.

Sementara anggota Majelis Syuro TPM, Ustad Hasyim Abdullah mengatakan, pihaknya berencana memuseumkan benda-benda milik almarhum tiga terpidana mati Bom Bali I, Amrozi, Mukhlas, dan Imam Samudra.

Menurut dia, rencana tersebut masih dalam pembicaraan dengan keluarga ketiga almarhum. "Mungkin akan dimuseumkan di Serang. Namun ini masih dalam pembicaraan dengan keluarga," katanya. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008