Surabaya,  (ANTARA News) - Cerita Panji Asmarabangun direkomendasikan menjadi alternatif lakon dalam kesenian wayang yang asli Indonesia selain cerita impor dari India, yakni Mahabarata dan Ramayana.

Harapan itu menjadi salah satu rekomendasi dari kegiatan Pasamuan Budaya Panji 2008 di Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup (PPLH) Seloliman, Trawas, Mojokerto yang disampaikan oleh Fasilitator Workshop Budaya Panji, Henri Nurcahyo di Surabaya, Jumat.

"Cerita Panji juga dapat dijadikan pemandu arah dalam pengembangan kesenian. Karena itu diperlukan kajian mendalam mengenai Cerita Panji dan segala aspeknya untuk dapat dideskripsikan dan didokumentasikan dalam program Konservasi Budaya Panji," katanya.

Ia mengemukakan, sebagai tindak lanjut, maka diperlukan eksplorasi terhadap cerita Panji terkait dengan lingkungan hidup sebagai bentuk keteladanan dalam menjalankan pertanian ramah lingkungan dan menghormati keselarasan dengan alam.

"Kami juga mengimbau kepada kalangan pendidik untuk menjadikan cerita Panji sebagai bahan baku ajar mengenai sejarah, sastra, seni pertunjukan, biologi dan lingkungan dalam upaya menghargai potensi budaya lokal yang dimiliki Jawa Timur," katanya.

Untuk pemerintah diserukan agar lebih serius memelihara berbagai situs terkait budaya Panji dan memberikan perhatian dan pembinaan yang memadai bagi jenis-jenis kesenian tradisi yang membawakan Cerita Panji.

"Kepada kalangan pelaku industri kreatif kami imbau untuk mengeksplorasi Cerita Panji dalam berbagai bentuk karya, seperti seni rupa, grafis, komik, patung, pahat, seni video, cenderamata, sebagai upaya penyeimbang terhadap budaya impor," katanya.

Pasamuan Budaya Panji yang menggali cerita asmara antara Panji Asmarabangun dengan Puteri Candrakirana (Dewi Sekartaji) itu digelar di Mojokerto, 18-20 November 2008.

Kegiatan itu diisi lokakarya budaya Panji dengan pembicara Agus Bimo (Klaten) bertopik "Peran Dongeng pada Masyarakat Petani", Rasdi Wangsa (SidoarjO) mengenai "Pertanian Ramah Lingkungan", Kasimun (Pasuruan) mengenai "Pranata Mangsa".

Narsen Afatara (UNS) berbicara mengenai "Wayang Beber", Soleh Adipramono (Malang) megenai "Cerita Panji", Prof Waridi (Rektor ISI Solo) mengenai "Kesenian dan Lingkungan", Drs. M. Dwi Cahyono, MHum (arkeolog Universitas Negeri Malang) mengenai "Keteladanan Panji dalam Pengembangan Lingkungan Kesenian Lokal".

Lydia Kieven (pakar seni Jawa kuno dari Jerman) berbicara mengenai "Panji di Gunung Penanggungan". Selain lokakarya, kegiatan itu juga diisi dengan pertunjukan kesenian Jaran Kepang Anak (Mojoketro), Bantengan (Mojokerto).

Ada juga "performing arts" Wangi Indria (Indramayu), pencak silat (Mojokerto), tari Ragil Kuning (ISI Yogyakarta), tari Topeng Grasak, Sitras Anjilin, Tutup Ngisor (Yogyakarta), Geprak Bambu (mahasiswa Pasca Sarjana ISI Surakarta.(*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008