Makassar (ANTARA News) - Dampak krisis keuangan global mulai mengganggu sektor properti, salah satunya pengembang mulai menahan dana (wait dan see) untuk investasi. "Kami belum bisa berharap banyak pasar properti dalam waktu dekat bisa bergairah kembali, bila kondisi perekonomian masih seperti ini, kata Ketua DPD Real Estate Indonesia Sulawesi Selatan, Ir H Jamaluddin Jafar di Makassar, Senin. Tingkat suku bunga acuan (BI rate) yang sekarang berada pada posisi 9,50 persen diakuinya telah membebani pengembang saat ini, utamanya dalam memasarkan perumahan mereka. Pengetatan pengeluaran kredit investasi perbankan, katanya, menyebabkan sektor properti semakin kesulitan untuk bertahan. "Kami berharap untuk bisa keluar dari kesulitan ekonomi ini, perbankan bisa memberikan "stimulan" dengan menurunkan BI rate 8,50 persen sampai 9 persen sebagai instrumen penting untuk mendorong bisnis properti ini bergairah kembali," ujarnya. Ia mengatakan, dampak dari pengetatan yang diberlakukan oleh perbankan, membuat uang muka yang diberlakukan oleh perbankan naik sampai 50 persen dari harga rumah, dari sebelum krisis global ini terjadi sekitar 20-30 persen. "Sekarang pembeli atau user itu tetap ada, namun kendala kita ketika user ini berhubungan dengan perbankan, mereka sangat terbebani karena ada bank yang menerapkan pembayaran uang muka ini sampai 50 persen dari harga rumah, belum lagi pengetatan yang diterapkan oleh perbankan kepada user," ungkapnya. Jamaluddin menambahkan, sektor properti ini dipastikan akan seret bila pemerintah dan perbankan tidak segera memberi stimulan, termasuk target pemenuhan rumah oleh REI dipastikan akan terkoreksi dan sulit dicapai dengan kondisi perekonomian tidak stabil. "Kami berharap krisis global ini segera berakhir yang diikuti dengan penurunan suku bunga bank oleh perbankan," katanya. Optimisme pasar properti akan bergairah juga disambut oleh Manager Perencanaan dan marketing PT Surandar, Khairuman ST, MSi bila tingkat suku bunga bank dan BI rate bisa turun. Sementara itu, respon positif disampaikan Direktur Utama PT Konstrindo Citra Nusantara, Ir Jamaluddin Nawir dengan mengajak para pengembang untuk mengkaji ulang harga rumah yang ada sekarang menyusul penurunan harga bahan bakar industri.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008