Solo (ANTARA News) - Tingginya curah hujan di Solo dalam dua hari terakhir membuat Sungai Bengawan Solo meluap dan mengancam ratusan rumah warga di bantaran sungai. Kepala Kelurahan Kampung Sewu, Kecamatan Jebres kota Solo, S Budi Hartono, mengatakan, Kamis petang permukaan sungai sudah menyentuh sebagian rumah warga RW 07, yang lokasinya paling dekat dengan aliran sungai. "RW tujuh, dua dan tiga adalah daerah yang hampir setiap tahun banjir jika sungai bengawan Solo meluap," jelasnya. Sejauh ini, menurut Budi Hartono, warga di kelurahan Sewu sudah bersiap menghadapi banjir. Warga telah menyiapkan antara lain, obat-obatan, bahan makanan, dan pakaian. Kondisi serupa juga terjadi di Kelurahan Joyontakan, Kecamatan Serengan, yang termasuk paling parah dilanda banjir, akibat luapan Bengawan Solo akhir tahun lalu. Kepala Kelurahan Joyontakan, Chaerul Anwar mengatakan pemantauan atas volume dan permukaan air Bengawan Solo terus dilakukan untuk mengantisipasi luapan yang bisa mengakibatkan terjadinya banjir bandang. "Kami sempat was-was (Kamis) siang tadi. Karena aliran air dari Sungai Tanggul yang bermuara di Bengawan Solo, tidak bisa keluar akibat permukaan Bengawan Solo meningkat," tutur Chaerul. Menurut dia, di Kelurahan Joyontakan terdapat empat RW yang rawan banjir. Chaerul memperkirakan, jika dua hari ke depan hujan masih terus turun, banjir akan merendam kota Solo dan sekitarnya. Sedangkan di kota Solo sendiri, paling tidak ada enam kelurahan yang rawan banjir, karena letaknya yang berada di tepi Bengawan Solo. Keenam kelurahan tersebut terdiri atas, Kelurahan Joyontakan, Semanggi, Sangkrah, Gandekan, Sewu dan Kelurahan Pucangsawit. Sementara itu, Kepala Divisi Air PT Jasa Tirta I Bengawan Solo, Suwartono mengungkapkan, kondisi elevasi Waduk Gajah Mungkur Wonogiri berada di titik 130,49 meter. Menurut Suwartono, dengan elevasi tersebut, aliran Bengawan Solo di Jurug Solo, masih pada level 6,9 meter, belum pada tingkat 'siaga'.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008