Jakarta (ANTARA News) - Mobil hibrid yang hemat bahan bakar dan ramah lingkungan akan dibuat lebih massal melalui sejumlah pengembangan dan perbaikan, sehingga harganya tidak akan jauh beda dengan harga mobil dengan mesin biasa. "Memang saat ini harga mobil hibrid, sejak diproduksi secara massal pada 1997, harganya masih di atas mobil biasa," ujar Manager Marketing Communication PT Astra Honda Motor (AHM), Achmad Rizal, pada seminar "Toyota Way" di ajang Indonesia-Japan Expo, di Jakarta, Kamis. Ia mengatakan Toyota Motor Corp (TMC) terus melakukan pengembangan dan perbaikan agar mobil hibrid bisa diproduksi lebih banyak, sehingga harganya tidak jauh beda dengan mobil biasa. "Saya optimis ke depannya harga mobil hibrid bedanya dengan harga mobil biasa sama dengan perbedaan harga antara mobil (dengan transmisi) manual dan matik, sekitar Rp10 juta-an," ujarnya. Rizal mengatakan TMC menargetkan penjualan mobil hibrid di seluruh dunia mencapai sekitar satu juta per tahun pada 2010. Sedangkan saat ini, akumulasi penjualannya sejak tahun 1997 sampai sekarang telah melampaui angka di atas satu juta unit. Mobil hibrid merupakan mobil dengan mesin ganda yaitu listrik dan bensin. Mobil tersebut secara bergantian menggunakan tenaganya untuk menggerakkan mesin, sehingga hemat bahan bakar dan mampu mengurangi emisi gas buang CO2. "Sampai saat ini, kami belum memasarkan mobil hibrid, seperti Prius, di Indonesia. Namun sejumlah artis yang sadar lingkungan, seperti Nugie, serta sejumlah artis lain, sudah mencoba mobil tersebut," ujarnya. TAM saat ini memiliki sejumlah mobil hibrid untuk dicoba berbagai kalangan, baik masyarakat, pemerintahan, maupun peneliti. Harga mobil hibrid seperti Prius, yang sedang dijajaki pasarnya di Indonesia, mencapai sekitar Rp450 juta per unit, sedangkan mobil biasa bermesin bensin saja dengan spesifikasi yang sama dengan Prius harganya hanya sekitar Rp150 juta per unit. Hal itulah diakui Rizal yang membuat TAM selaku Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) Toyota di Indonesia masih mempertimbangkan dan melakukan riset pasar terhadap kemungkinan memasarkan mobil hibrid di Indonesia. "TMC sendiri menargetkan akan membuat mobil hibrid untuk semua model mobil yang diproduksinya untuk membantu mengurangi pemanasan global," ujarnya. Seminar mengenai teknologi mobil hibrid tersebut nampaknya menarik bagi kalangan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi yang hadir. Mereka banyak bertanya mengenai cara kerja mobil hibrid secara teknis dan kemampuannya menekan dampak lingkungan. Lebih jauh Rizal mengimbau masyarakat Indonesia, khususnya, kalangan mahasiswa untuk meniru etos kerja masyarakat Jepang yang mampu memanfaatkan sumber daya alamnya yang minim sehingga menjadi bangsa yang besar dan maju. "Etos kerja masyarakat Jepang harus dipelajari dan diserap dari kehadiran perusahaan Jepang di Indonesia dan mensosialisasikannya ke masyarakat, terutama anak muda mulai dari tingkat pelajar sampai mahasiswa," katanya. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008