Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi XI DPR RI Vera Febyanthy menginginkan permasalahan terkait PT Asuransi Jiwasraya dapat segera dituntaskan dalam rangka menjaga kepercayaan publik terhadap industri asuransi.

Vera Febyanthy dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa, menyatakan bahwa permasalahan Jiwasraya dapat disebut sebagai bentuk kejahatan yang terstruktur dan terorganisasi sehingga mengakibatkan kerugian terhadap perusahaan dalam jumlah yang besar.

"Pemerintah harus segera menyelesaikan permasalahan tersebut. Untuk itu, pelaku yang menyebabkan ini harus segera ditangkap karena sudah sangat merugikan," katanya.

Baca juga: Erick apresiasi Dirut Jiwasraya ikut bongkar kasus gagal bayar

Politisi Partai Demokrat itu memaparkan bahwa Jiwasraya memiliki 5,5 juta pemegang polis yang saat ini masih sangat mengharapkan bisa mendapatkan klaim asuransi. Selain itu kerugian bersih yang dialami perusahaan sampai Triwullan III tahun 2019 mencapai Rp13,7 triliun.

Vera menyebutkan bahwa untuk membantu permasalahan tersebut ,Komisi XI DPR meminta kepada Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk melaksanakan pemeriksaan dengan tujuan tertentu (PDTT) terhadap Jiwasraya.

Baca juga: Soal Jiwasraya, Erick sebut siapkan 2-3 langkah selamatkan uang publik

Untuk itu, ujar dia, diharapkan juga ada rapat gabungan antara Komisi XI dan Komisi VI DPR RI bersama Menteri Keuangan, Menteri BUMN dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait hal ini.

Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengapresiasi rekomendasi yang diberikan oleh DPR RI terkait permasalahan kasus Asuransi Jiwasraya.

Baca juga: Atasi persoalan Jiwasraya, Komisi XI DPR sarankan 2 langkah strategis

Erick juga menambahkan bahwa kasus hukum yang melibatkan oknum-oknum akan diusut tuntas oleh pihak Kejaksaan Agung.

"Untuk Kementerian BUMN dan Kementerian Keuangan saat bersamaan akan melakukan restrukturisasi di Jiwasraya," katanya.

Baca juga: Jaksa Agung masih rahasiakan calon tersangka kasus Jiwasraya

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019