Jakarta (ANTARA News) - Perusahaan yang bergerak di bidang jasa keuangan akan mengalihkan investasi yang selama ini ditempatkan di saham ke sektor perumahan yang memiliki prospek lebih aman. "Perusahaan seperti PT.Jamsostek, PT.Sarana Multigriya Finansial, dan sebagainya mulai menyadari kesalahannya untuk investasi di pasar modal," kata Direktur Eksekutif Pusat Studi Properti Indonesia (PSPI), Panangian Simanungkalit, Minggu. Hal ini, menurut dia, juga akan merambah kepada perbankan yang selama ini menempatkan dananya di sektor saham. "Mereka akan mengalihkan ke sektor properti terutama rumah," kata dia. "Saya pikir sudah pasti ada kerugian terhadap perusahaan-perusahaan tersebut karena menempatkan sebagian investasinya di saham. Mereka tentu akan memutar otak untuk mencari investasi yang aman dan menguntungkan," ujar dia. Seperti Jamsostek yang selama ini memperioritaskan dananya untuk mensejahterakan pekerja yang menjadi anggotanya seharusnya mengalokasikan dananya bagi perumahan. "Kalau Jamsostek mengalami kesulitan dalam menyalurkan dana bagi pengadaan rumah dapat diserahkan kepada institusi yang selama ini sudah memiliki pengalaman seperti BTN," ujar dia. Panangian menunjuk penjualan Rumah Sederhana Sehat (RSH) dalam tujuh tahun terakhir terus mengalami kenaikan, apabila tahun 2002 baru 74.004 unit, 2003 79.557 unit, 2004 87.844 unit, 2005 110.832 unit, 2006 105.349 unit, 2007 128.100, Oktober 2008 153.400 unit. Selama ini permintaan terhadap RSH cukup besar hanya saja calon pembeli termasuk dalam hal ini pekerja anggota Jamsostek masih mengalami kendala untuk mendapatkan fasilitas pendanaan. Memang ada pinjaman bantuan uang muka sampai dengan Rp20 juta, dengan kondisi sekarang ini sudah sepatutnya ditinjau kembali untuk memberikan porsi yang lebih besar, jelas Panangian. Panangian mengatakan, kredit dalam bentuk rumah atau sektor properti lebih aman karena agunannya jelas dalam bentuk tanah dan bangunan tinggal jeli dalam memilih lokasi yang layak dibiayai.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008