Jakarta (ANTARA) - Kecerdasan buatan atau artificial intelligence saat ini banyak diperbincangkan, terutama ketika berbicara tentang era industri baru 4.0.

Lead Architect IBM Indonesia, Panji Wasmana, mengakui masih ada pemimpin perusahaan yang belum tahu betul kegunaan AI untuk mereka, meski pun secara umum sudah mengetahui teknologi tersebut.

"Jika ditanya apakah mereka sadar kegunaan AI, jawabannya 'ya'," kata Panji saat paparan mengenai AI di Jakarta, Senin.

Meski pun canggih dan dapat membantu bisnis dalam banyak hal, masih ditemui contoh kasus perusahaan yang tidak begitu memahami AI ketika mereka akan mengimplementasikan teknologi tersebut. Contohnya, memiliki data dalam jumlah banyak, namun, ketika ditelaah untuk keperluan machine learning, data tersebut tidak lengkap.

Padahal, machine learning membutuhkan data yang bersih dan lengkap agar dapat mengajari mesin algoritme tertentu.

Manfaat AI pun bermacam-macam bagi perusahaan, bergantung bagaimana strategi perusahaan tersebut memanfaatkan kecerdasan buatan.

Dalam jangka pendek, AI dapat membantu perusahaan dalam kegiatan operasional sehari-hari, misalnya, untuk mengetahui kapan mesin perlu perawatan.

Dalam jangka panjang, AI dapat membantu perusahaan mendapatkan aliran pendapatan dan model bisnis baru dengan memanfaatkan data.

Selain itu, AI juga berfungsi untuk memperbaiki kualitas produk berdasarkan masukan dari data yang ada, misalnya mengetahui deviasi yang muncul dan pengaruhnya terhadap kualitas produk.

Panji berpendapat, melihat kecanggihan dan kerumitan AI, fungsinya tidak dapat mengganti tugas manusia. AI, menurut dia, membantu manusia untuk mengambil keputusan secara lebih baik.


Baca juga: Menristek sebut Indonesia harus lakukan lompatan teknologi AI

Baca juga: Menkominfo komentari "AI" gantikan eselon

Baca juga: BPPT dorong teknologi kecerdasan buatan dalam keamanan siber

Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2019