New York, (ANTARA News) - Saham-saham Wall Street melemah pada Selasa waktu setempat, atau Rabu pagi WIB, karena eforia dari sebuah "rally" besar-besaran sehari sebelumnya memudar dan para investor mewaspadai dampak krisis kredit terhadap ekonomi, meski ada penambahan rencana penyelamatan. Sebagaimana dilaporkan AFP, indeks Dow Jones Industrial Average turun 76,62 poin atau 0,82 persen menjadi 9.310,99, setelah kenaikan besar 936-poin pada Senin, yang merupakan kenaikan poin terbesar yang pernah terjadi dan persentase kenaikan terbesar dalam 75 tahun terakhir. Indeks komposit Nasdaq turun 65,24 poin atau 3,54 persen menjadi 1.779,01 mencerminkan kekhawatiran tentang laba sektor teknologi dan indeks Standard & Poor`s 500 merosot 5,34 poin atau 0,53 persen menjadi 998,01 setelah melonjak pada Senin. Saham-saham dibuka menguat, namun tertatih-tatih di tengah berita bahwa otoritas mendorong penyelamatan finansial besar-besaran dengan berencana menyuntikkan hingga 250 miliar dolar AS ke dalam modal bank-bank yang kesulitan dan menawarkan penjaminan baru untuk membantu memperbaiki aliran kredit. Sembilan bank besar sepakat memberikan kepemilikan saham kepada pemerintah di bursa untuk modal baru. Dampak positif dari rencana tersebut telah diantisipasai dalam sebuah rally besar pada Senin yang mendorong kenaikan saham di seluruh dunia. "Sebagian besar ayunan saham didorong oleh sentimen paket bailout dan prospek," kata Sara Kline dari Economy.com. "Sektor perbankan sebagian besar menguat, karena detil dari intervensi besar di pasar-pasar finansial telah jelas, namun sektor teknologi tertekan karena prospek melemahnya belanja." Beberapa analis mengatakan pasar perlu dana kas dari beberapa keuntungan setelah `panic buying` yang menggantikan `panic selling`. "Dalam jangka pendek, pertanyaan besarnya adalah bagaimana intervensi pemerintah akan dirasakan para investor dan kapan ekonomi akan pulih? Dorongan besar pemerintah diperlukan untuk membangun kembali sistem finansial, namun prosesnya akan memakan waktu karena besarnya kerusakan yang terjadi," kata Al Goldman dari Wachovia Securities. Di antara saham-saham dalam fokus adalah sembilan saham bank yang menyepakati suntikan modal dari departemen keuangan. Sembilan bank tersebut, termasuk Citigroup, JPMorgan Chase dan Bank of America akan memperoleh 125 miliar dolar AS dari total 250 miliar dolar AS. Sisanya, 125 miliar dolar AS akan diperuntukkan bagi bank-bank dan pemberi pinjaman kecil. Saham Goldman Sachs naik 11,50 persen menjadi 122,90 dolar AS, Morgan Stanley naik 21,22 persen menjadi 21,94 dolar AS dan Bank of America bertambah 16,41 persen menjadi 26,53 dolar AS. Citigroup terangkat 18,22 persen menjadi 18,62 dolar AS dan Wells Fargo naik 10,26 persen menjadi 33,52 dolar. Saham JPMorgan Chase turun 3,05 persen menjadi 40,71 dolar AS. Namun saham sektor teknologi turun, kekhawatiran laba menekan saham Intel merosot 6,24 persen menjadi 15,93 dolar AS. Sementara obligasi jatuh setelah rally besar pada Senin. Imbal hasil (yield) obligasi negara berjangka 10-tahun naik menjadi 4,023 persen dari 3,861 persen dan obligasi 30-tahun meningkat menjadi 4,260 persen terhadap 4,137 persen. Harga dan yield obligasi bergerak dalam arah berlawanan.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008