London, (ANTARA News) - Harga minyak mentah "rally" (naik panjang) pada Senin waktu setempat, karena para pemimpin dunia bersatu untuk mengatasi krisis finansial yang melanda Eropa dan Amerika Serikat, kata para analis. Sebagaimana dilaporkan AFP, kontrak utama New York, minyak mentah jenis light sweet untuk pengiriman November melompat 2,92 dolar AS menjadi 80,62 dolar AS per barrel, pulih kembali dari posisi terendah satu tahun yang terjadi Jumat. Kontrak telah jatuh 8,89 dolar AS menjadi 77,70 dolar AS pada akhir pekan lalu, dalam taden dengan penurunan saham global di tengah kekhawatiran resesi yang dapat mengurangi permintaan energi. Pada Senin, minyak mentah Brent North Sea, London, untuk pengiriman November, naik 2,05 dolar AS menjadi 76,15 dolar AS per barrel dalam akhir transaksi pagi. Brent telah jatuh 8,57 dolar AS Jumat, menjadi hampir separuh dari rekor tertinggi di atas 147 dolar AS yang tercapai pada Juli, ketika pasokan terganggu yang mengirimka harga minyak melambung. "Harga minyak menguat (Senin) setelah para pemimpin dunia beramai-ramai mengeluarkan rencana bantuan untuk menstabilkan sistem perbankan mereka pada akhir pekan," kata analis Sucden, Nimit Khamar. "Pengumuman akhir pekan itu membantu mengangkat sentimen dan menenangkan kekhawatiran dari sebuah resesi global, yang mendorong harga minyak setelah turun tajam pekan lalu," Sementara Iran, produsen minyak terbesar keempat dunia, memperkirakan akhir pekan, bahwa OPEC akan menurunkan produksi minyaknya dalam sebuah pertemua darurat bulan depan. Ke 12 negara Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) pekan lalu mengumumkan akan menyelenggarakan sebuah pertemuan di Wina pada 18 November untuk membicarakan dampak krisis keuangan internasional. "Saya pikir itu pasti di atas kartu bahwa OPEC dapat memangkas target produksinya pada November, namun kami masih `wait and see`," kata David Moore, seorang analis komoditi Commonwealth Bank of Australia yang berbasis di Sydney. Ditambahkannya, kartel tak mungkin ingin "memperburuk situasai sulit ekonomi." Penurunan akan mendorong harga minyak melambung kembali. Harga minyak mentah telah menembus 100 dolar AS per barrel untuk pertama kalinya pada awal 2008. Pemerintah-pemerintah Eropa mengatasi krisis finansial pada beberapa sektor Senin, membeli bank dan memberikan pinjaman baru dalam sebuah kampanye bahwa bantuan tersebut akan mengurangi guncangan di pasar saham. Setelah terus turun dalam beberapa pekan lalu, bursa efek terangkat naik paket penyelamatan oleh Eropa dan berita bahwa AS akan membeli saham-saham di bank sebagai bagian dari paket bailout 700 miliar AS. Paket Jerman sendiri 400 miliar euro (545 miliar dolar AS) untuk penjaminan pinjaman dan 80 miliar dolar AS untuk modal baru, sementara Prancis akan menjamin hingga 320 miliar euro pinjaman antar bank. Sementara Inggris menyuntikkan 37 miliar pound (47 miliar dolar euro, 64 miliar dolar AS) ke dalam tiga bank bermasalah di negeri itu.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008