Jakarta (ANTARA) - Pesawat komersial listrik pertama di dunia melakukan uji terbang perdana setelah lepas landas dari Vancouver, Kanada pada Selasa (10/12).

"Ini membuktikan bahwa penerbangan komersial menggunakan pesawat listrik dapat diwujudkan," kata Pimpinan Eksekutif perusahaan rekayasa teknologi MagniX, Roei Ganzarski, dilansir AFP, Rabu.

Perusahaan yang merancang motor pesawat dan bermitra dengan Harbour Air itu menyatakan bahwa penggunaan pesawat listrik akan menghemat dana operasional.

Kendati demikian, Ganzarski tidak menyinggung berapa emisi gas buang yang dapat dikurangi berkat penggunaan pesawat listrik itu.

"Ini menandakan dimulainya zaman penerbangan listrik," katanya kepada wartawan.

Penerbangan sipil berbahan bakar fosil jenis avtur adalah salah satu biang keladi emisi karbon yang tumbuh paling cepat karena semakin banyak orang naik pesawat, namun perkembangan teknologi ramah lingkungan berjalan lambat.

Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) mendorong penggunaan mesin biofuel yang lebih efisien dengan material pesawat yang lebih ringan, serta optimalisasi rute.

Pesawat listrik yang digunakan bukanlah sebuah prototipe, melainkan kapal amfibi berusia 62 tahun dengan kapasitas enam penumpang.

Namun, pesawat tipe DHC-2 de Havilland Beaver itu dapat terbang dengan dorongan motor listrik bikinan MagniX, dengan pendiri Harbour Air Greg McDougall bertindak sebagai pilotnya.

"Bagi saya penerbangan itu seperti menerbangkan seekor berang-berang, tetapi itu adalah berang-berang dengan listrik," kata Greg McDougall.

McDougall menerbangkan pesawat itu di atas Sungai Fraser dekat Bandara Internasional Vancouver, yang disaksikan 100 penonton.

Baca juga: Taksi terbang Uber bakal mengudara di Melbourne

Baca juga: Mobil terbang Pal-V dan hypercar Battista jadi bintang di Geneva
Baca juga: "Truk" terbang tanpa awak ini bisa angkut beban 450kg
Pewarta:
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2019