Jakarta, (ANTARA News) - Pemerintah mengusulkan untuk menaikkan asumsi inflasi pada RAPBN 2009 menjadi 7,0 persen sebagai dampak dari krisis finansial global yang diperkirakan akan berbuntut panjang. Dalam kesepakatan sebelumnya dengan Panitia Anggaran, asumsi inflasi RAPBN 2009 adalah 6,2 persen. Wakil Ketua Panita Anggaran DPR, Harry Azhar Azis kepada ANTARA di Jakarta Jumat, mengatakan, perubahan asumsi inflasi tersebut disampaikan oleh perwakilan pemerintah kepada Panita Anggaran dalam sebuah pertemuan informal, Kamis (9/10). "Pada Senin pagi (13/10) kita akan melakukan rapat kerja dengan pemerintah untuk memberi kesempatan pada Menkeu menyampaikan usulan perubahan asumsi tersebut secara formal kepada Panitia Anggaran," kata Harry. Usulan perubahan lain yang diajukan dalam pertemuan itu, katanya, adalah pertumbuhan ekonomi 2009 sebesar 6,1 persen, suku bunga Sertifikat BI (SBI) 3 bulan 8,5 persen, nilai tukar rupiah Rp9.300 per dolar AS, harga minyak mentah Indonesia (ICP) 90 dolar AS per barel, dan defisit anggaran sebesar 1,3 persen dari PDB. "Untuk lifting minyak tidak ada perubahan, tetap 960 ribu barel per hari," katanya. Karena keterbatasan waktu, tambahnya, rapat panitia kerja (panja) asumsi RAPBN 2009 akan dilakukan pada siang atau sore harinya untuk memperoleh tanggapan fraksi-fraksi dan kemudian dilanjutkan dengan rapat kerja pada malam harinya untuk memutuskan hasil kerja panja terkait perubahan asumsi tersebut. "Semua harus sudah diputuskan pada hari itu karena kesimpulannya akan menjadi bahan rapat panja belanja RAPBN 2009 pada keesokan harinya," katanya. Namun demikian, dia menambahkan, jika hingga rapat kerja pada Senin malam berakhir dan tidak ada kesimpulan dicapai, maka pemerintah harus sepakat untuk menggunakan asumsi dasar yang telah disepakati sebelumnya. "Sepertinya tidak semua (pembahasan usulan perubahan-red) akan mulus karena dari diskusi kemarin saja sudah ada beberapa yang diperkirakan bakal alot seperti asumsi inflasi dan asumsi pertumbuhan ekonomi. Sedangkan yang agak enteng yaitu asumsi harga minyak," katanya Pada akhir bulan lalu, Panggar DPR dan pemerintah telah menyepakati asumsi RAPBN 2009 yaitu pertumbuhan ekonomi sebesar 6,3 persen, inflasi 6,2 persen, nilai tukar Rupiah Rp9.150 per dolar AS, Sertifikat Bank Indonesia (SBI) tiga bulan 8,0 persen, lifting 960 ribu barel per hari, harga minyak mentah Indonesia (ICP) 95 dolar AS per barel dan produk domestik bruto (PDB) Rp5.309,37 triliun. Namun pada Minggu (5/10), Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan akan mengusulkan revisi asumsi pertumbuhan ekonomi RAPBN 2009 menyusul ancaman melemahnya pertumbuhan ekonomi global yang makin nyata.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008