Medan (ANTARA News) - Pilot pesawat Merpati Nusantara Airlines menyatakan terperosoknya pesawat jenis CN 235 di Bandara Binaka, Gunung Sitoli, Nias, Sumut, karena "wind shear". "Laporan pilot yang kita terima, pesawat itu terperosok ke luar landasan pacu akibat pengaruh `wind shear`," ujar Kabid Keamanan, Keselamatan dan Kelancaran Penerbangan Administrator Bandara Polonia, Chairun Nizar kepada ANTARA News, Rabu malam. Dia mengatakan, sesaat setelah mendarat pesawat itu kembali ke Medan pada Rabu, (24/9) malam, Pilot Kapten Sugianto dan Co-Pilot Kapten Theresia mengaku insiden itu terjadi ketika memutar balik pesawat 180 derajat di landasan pacu menuju apron Bandara Binaka. "Jadi ketika pesawat telah berputar 90 derajat secara tiba-tiba `wind shear` menghantam badan pesawat sehingga pilot dan co-pilot tidak mampu mengendalikan kemudi yang mengakibatkan roda depan pesawat keluar landasan dan tertanam di tanah," jelas dia. Pada kondisi demikian, pilot pesawat memutuskan untuk menurunkan penumpang dan dibantu oleh petugas bandara setempat yang kemudian pesawat didorong ke belakang dan kemudian ditarik menuju apron bandara. Setelah dilakukan, pengecekan pesawat oleh teknisi Merpati di lokasi itu, pesawat jenis CN 235 itu tidak mengalami kondisi kerusakan dan dinyatakan laik terbang oleh kepala bandara setempat serta diizinkan terbang menuju Medan dengan membawa penumpang. "Wind shear" atau yang juga disebut "turbulence" merupakan suatu fenomena berubahnya arah angin dengan kecepatan yang tinggi baik ke arah horizontal maupun vertikal yang terjadi secara tiba-tiba dan dalam waktu yang singkat sehingga membahayakan dunia penerbangan, katanya lagi. Sebelumnya, dilaporkan, pesawat Merpati dengan nomor penerbangan MZ 5428 rute Medan-Gunung Sitoli yang mengangkut 17 orang penumpang dari Medan terperosok di Bandara Binaka ketika memutar arah menuju apron sesaat setelah mendarat. Kepala Administrator Bandara Polonia, Yuli Sudoso, mengatakan, insiden yang menimpa Merpati itu merupakan insiden kecil, namun maskapai itu akan mendapat teguran. "Peristiwa ini akan menjadi catatan sendiri bagi Merpati dan untuk itu mereka akan mendapat teguran dari pihak kita. Kejadian ini juga merupakan insiden pertama yang bertepatan dengan H-7 angkutan mudik lebaran tahun ini," ujarnya. (*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008