London (ANTARA News) - Banyak artis dan selebriti yang terjun ke dunia politik dan dicalonkan salah satu partai untuk menjadi bakal calon legislatif, termasuk yang dialami Dwiki Darmawan, penata musik kenamaan Indonesia. "Saya pernah diminta jadi bakal caleg," ujar Ketua Bidang Luar Negeri Persatuan Artis, Penata Musik dan Pencipta Lagu Indonesia (PAPPRI) kepada koresponden Antara London, di sela penampilannya saat meramaikan acara Museum Festival di Frankfurt tanpa menyebutkan partai. Kehadiran Dwiki Dharmawan di Jerman atas undangan Konjen Frankfurt, Eddy Sidabudhi untuk meramaikan anjungan Indonesia di acara Museum Festival yang digelar di sepanjang sungai Maine, Frankfurt pekan silam. Dalam setiap penampilannya Dwiki yang berkolaborasi dengan kelompok musik angklung Saung Mang Ujo dari Bandung itu selalu mendapat sambutan dari pengunjung Museum Festival yang dikunjungi sekitar tiga juta orang. Selama tiga hari tampil di panggung yang berada di depan museum, suami penyanyi Ita Purnamasari itu tampil memukau penonton yang memadati panggung anjungan Indonesia yang berada di antara pepohonan rindang. Musisi kelahiran Bandung tahun 1966 itu mengakui bahwa ia lebih banyak bergaul dan berteman dengan politisi dan pengusaha ketimbang rekan musisi. "Teman saya lebih banyak pengusaha dan politikus," ujar Dwiki, sambil menyebutkan satu-satu para sahabatnya. Sebagai musisi kenamaan Dwiki selain bercerita banyak mengenai kesibukan dalam World Peace Orchetra, ia juga sangat lancar berbicara mengenai situasi politik yang terjadi di tanah air menjelang Pemilu. Dwiki yang sangat peduli dengan perkembangan musik di Indonesia itu mengembangkan Lembaga Pendidikan Musik Farabi, sekolah musik yang banyak diminati dan memberikan pelajaran musik jazz, klasik maupun tradisional. Pasca tsunami di Aceh dan Nias, Dwiki yang meraih penghargaan "The Best Keyboard Player" pada Yamaha Light Music Contest di Tokyo, Jepang, menggagas konser amal "Jazz for Aceh" yang melibatkan ratusan musisi jazz Indonesia. World Peace Orchestra Dwiki yang belajar piano sejak usia 13 tahun mengatakan bahwa saat ini ia tengah menggarap album bersama musisi dunia yang tergabung dalam World Peace Music Orchestra di Amerika Serikat. Dalam kolaborasi bersama sejumlah musisi kenamaan, seperti Walfredo Reyes jr, drumer yang bermain untuk Carlos Santana Band, Steve Thornton, legendaris perkusi dan mantan anggota Miles Davi`s, serta Andy Suzuki, pemain Saxophone, dan Roger Burn, pimpinan Shapes, serta Tollak Ollestad, pemain harmonika di Andre Bochelli`s and Al Jerau`s, Dwiki bertindak sebagai pengarah musik. Ayah Fernanda ini mengakui bahwa dirinya merasa senang bisa bekerja sama dengan musisi dunia, apalagi ia dapat memasuki unsur musik etnik dari Indonesia dan setiap musisi yang tergabung dalam proyek World Peace Orchestra, juga dapat memasuki unsur musik etnis dari negaranya. Dwiki merencanakan menggarap album bersama musisi dunia di World Peace Orchestra yang diluncurkan pada November mendatang di Amerika dan juga di Indonesia. World Song Festival Saat ini anggota komite musik Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) itu tengah menyiapkan konser musik World Song Festival yang akan digelar di Beijing, bertepatan dengan hari Raya Idul Fitri. "Sayang saya tidak bisa berlebaran bersama keluarga," ujar Dwiki lagi. Dwiki yang sering tampil dalam berbagai festival, antara lain Toronto Jazz Festival, Vancouver Jazz Festival, Sziget Festival di Hongaria, dan North Sea Jazz Festival, Belanda serta Montreux Jazz Festival Swiss, mengakui musisi Indonesia banyak yang tampil diberbagai ajang musik internasional. Bersama grupnya "Krakatau", Dwiki pernah tampil di Lincoln Center Out of Door Festival New York, Chicago Cultural Center, Hot Summer Jazz St Paul, University of District of Columbia di Washington DC, dan melakukan konser di berbagai benua Eropa dan Asia. Musik Krakatau yang memadukan musik jazz dengan alat musik gamelan serta musik tradisi Indonesia mendapat perhatian internasional. Bahkan Jurnal Worlds of Music yang diterbitkan di Amerika Serikat menulis Krakatau sebagai bagian penting khazanah musik dunia. Sebagai komposer, Dwiki bekerja sama dengan sutradara terkemuka Indonesia Garin Nugroho dalam penataan musik untuk film "Cinta Dalam Sepotong Roti", yang berhasil meraih Piala Citra Penata Musik Terbaik FFI 1991, "Rembulan di Ujung Dahan", serta "Rindu Kami PadaMu". Dwiki yang meraih Grand Prize Winner pada Asia Song Festival di Filipina, tahun 2005 lalu menjadi co-music director untuk pagelaran musik spektakular Megalithicum Quantum di Jakarta dan Bali. Ia telah membuat sebanyak sembilan album dengan Krakatau serta puluhan artis papan atas Indonesia juga pernah merilis album solo "Nuansa" tahun 2002 dibawah label Sony Music Entertainment. Dalam album solonya Dwiki mendapat dukungan musisi kaliber dunia, seperti Mike Stern, Lincoln Goiness, Richie Morales, Neil Stubenhaus, Ricky Lawson dan Mike Thompson dari Amerika Serikat serta beberapa musisi Australia seperti Steve Hunter, David Jones dan Guy Strazullo. (*)

Pewarta: Oleh Zeynita Gibbons
Copyright © ANTARA 2008