Istanbul (ANTARA News) - Promosi dan pemberitaan tentang Indonesia akan diperkuat di Turki dan sekitarnya dengan kerjasama tukar menukar informasi antara Perum LKBN ANTARA dengan kantor berita Turki Anadolu. Dirut Perum LKBN ANTARA, Ahmad Mukhlis Yusuf, dan Direktur Jenderal Anadolu, Sulayeman Hilmi Bengi, di Istanbul, Jumat, sepakat diadakannya pertukaran berita dan personel wartawan antar-perusahaan media anggota Organisasi Kantor Berita Asia Pasifik (OANA) tersebut. Ahmad Mukhlis adalah juga Presiden OANA, yang beranggotakan 41 kantor berita dari 33 negara. Sedangkan, Anadolu akan menjadi tuan rumah Sidang Umum OANA tahun 2010. Menurut Hilmi Bengi, banyak orang Turki tidak mengenal Indonesia selain sebagai negara muslim terbesar di dunia. Akibatnya, perhatian negeri berpenduduk 70 juta jiwa terhadap Indonesia sangat kurang. Padahal, Indonesia memiliki potensi investasi, perdagangan dan pariwisata yang besar. "Orang Turki lebih berpaling ke Eropa, ketimbang ke Indonesia. Itu karena mereka tidak faham potensi Indonesia," katanya. Mukhlis Yusuf membenarkan bahwa rakyat Indonesia juga tidak sepenuhnya mengetahui Turki, kecuali tim sepakbolanya yang cukup populer di Indonesia. Padahal, Turki adalah negara penting yang memiliki kaitan sejarah dengan kaum Muslimin di Indonesia, karena di negeri inilah Islam sempat berjaya pada masa kekuasaan Otoman dengan Raja Sulaeman yang menjadi acuan hukum dan peradaban bangsa Eropa. Sedangkan, Wakil Pemipin Redaksi ANTARA, Akhmad Kusaeni, mengatakan bahwa kedua kantor berita akan mengadakan pertukaran wartawan dan fotografer. Wartawan Anadolu akan ke Jakarta untuk meliput dan memotret Indonesia dengan kacamata Turki. Sebaliknya, wartawan Antara akan ke Istanbul untuk meliput dan memotret Turki dengan sudut pandang Indonesia. "Dengan laporan wartawan masing-masing, maka rakyat kedua negara bersahabat itu bisa saling memahami dan mempererat hubungan antar orang per orang, di samping antar pemerintah yang sudah berkembang baik," demikian Akhmad Kusaeni. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008