kami telah berhasil mengimplementasikan ini di Sungai Citarum
Denpasar, Bali (ANTARA) - Lembaga aktifis lingkungan Make A Change World mendukung Pemerintah Provinsi Bali yang berkomitmen untuk mengurangi 70 persen sampah pada tahun 2025 serta pengembangan strategi pengelolaan sampah yang terintegrasi.

"Kami mendukung langkah komitmen Pemerintah Provinsi Bali hingga bebas sampah pada tahun 2025," kata pendiri Make A Change World Gary Benchegib, di sela meluncurkan penahan sampah (trash Booms) di Sungai Poh, Seminyak, Kabupaten Badung, Bali, Sabtu.

Ia mengatakan pihaknya melakukan upaya mengurangi tebaran sampah di sungai tersebut bekerja sama dengan perusahaan yang peduli dengan lingkungan, salah satunya dengan Bir Bintang.

Baca juga: Sungai Cikeas di Bekasi tertutup 1.200 kubik sampah bambu

Menurut aktivis lingkungan ini, bahwa dalam mengurangi sampah harus dimulai dari pemahaman yang lebih baik tentang pengelolaan sampah yang bertanggungjawab dan perubahan perilaku masyarakat.

Kampanye ini juga akan mencakup pemasangan 100 trash booms di wilayah Bali, solusi teknologi terjangkau untuk jebakan sampah yang dikembangkan oleh perusahaan startup lingkungan asal Jerman, Plastic Fisher. Trash booms secara efektif dapat menghentikan sampah masuk ke sungai, saluran air, dan pantai.

"Kami menciptakan trash booms yang efektif dan terbuat dari bahan-bahan lokal untuk memberikan solusi pengumpulan sampah di sungai yang sederhana dan efisien. Alat ini mudah dirakit dan dirawat. Sebelumnya, kami telah berhasil mengimplementasikan ini di Sungai Citarum," kata Moritz Schulz, Leading Engineer Plastic Fischer.

Baca juga: Kabupaten Bekasi bentuk forum penanganan sampah sungai

Untuk melacak perkembangan dan keefektifan kegiatan ini, kata dia, sebuah platform online bernama River Watch diaktifkan untuk memantau sungai dan memberikan edukasi publik. Platform online ini diharapkan menjadi platform sungai bersih di seluruh dunia.

Gary Benchegib, menambahkan dalam 10 tahun terakhir, kami telah meluncurkan ekspedisi di beberapa sungai paling tercemar di dunia dan telah melihat sendiri perlunya tindakan nyata.

"Jadi, untuk merayakan sepuluh tahun berdiri, kami sangat senang untuk berkontribusi ke tempat awal semuanya dimulai yaitu Bali," ujarnya.

Baca juga: Dinas LH DKI Jakarta siagakan satgas evakuasi sampah saluran sungai

Sebagai permulaan, akan ada tiga "trash booms" di aliran anak Sungai Ayung, jalur air terpenting di Bali.

 "Trash booms" ini akan dipasang beberapa pekan mendatang dan selanjutnya akan diikuti oleh kampanye edukasi interaktif soal tata kelola sampah untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya untuk tidak membuang sampah di sungai.

Sementara itu, Marketing Director PT Multi Bintang Indonesia Niaga di Bali, Mariska van Drooge mengatakan setiap orang yang mengunjungi Bali akan selalu senang memiliki pengalaman bersama menikmati wisata.

"Ini adalah komitmen kami untuk mendukung pariwisata Indonesia dan memastikan Bali terus menjadi destinasi wisata bintang. Kami percaya cara terbaik untuk mencegah sampah ke pantai dan laut dimulai dari budaya perilaku kelola sampah yang bertanggungjawab dan mencegah sampah ke sungai," ujarnya.

Baca juga: Sampah jadi masalah sungai di Jembrana

Ia mengatakan setiap orang dapat berkontribusi untuk melindungi Bali mulai dari tindakan kecil. Pihaknya mendorong masyarakat untuk membangun budaya pengelolaan limbah yang bertanggung jawab dengan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, tidak membuang sampah ke sungai, dan membersihkan Bali bersama-sama.

Kampanye ini akan mencakup ekspedisi untuk melacak jalur air sungai Ayung, serta pemutaran film dan video edukasi publik di pasar tradisional dan banjar setempat, pembersihan komunitas dan sesi edukasi. Proyek ini didukung oleh kelompok lingkungan, berbagai influencer Bali, seniman, Pemerintah Bali, dan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia.

Baca juga: Gorontalo kini punya Sekolah Sungai

Pewarta: I Komang Suparta
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019