Jakarta (ANTARA News) - Tokoh utama dua partai besar yang menguasai parlemen, Partai Golkar dan PDI Perjuangan, bertemu dalam Silaturahmi Nasional (Silatnas) Dewan Penasihat (Wanhat) Partai Golkar di Ancol, Jakarta Utara, Senin. Tokoh PDI Perjuangan yang hadir yaitu Ketua Dewan Pertimbangan Pusat (Deperpu) PDIP Taufiq Kiemas, Sekjen PDIP Pramono Anung, Ketua DPP PDIP Panda Nababan dan Maruarar Sirait. Sedangkan dari Partai Golkar hadir jajaran Dewan Penasihat yang dipimpin Ketuanya, Surya Paloh, Ketua Umum DPP Golkar Jusuf Kalla serta pengurus DPP Golkar lainnya, seperti Wakil Ketua Umum Agung Laksono, Ketua DPP Golkar Theo Sambuaga dan Priyo Budi Santoso. Silatnas ini diikuti sekitar 500 tokoh Golkar se-Indonesia. Sedangkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang juga Ketua Dewan Penasihat Partai Demokrat (PD) tidak menghadiri pertemuan tersebut. Taufiq Kiemas menyambut baik Silatnas Wanhat Golkar yang mempertemukan pimpinan kedua partai besar. Pertemuan seperti ini penting untuk membicarakan kemungkinan kerjasama menghadapi agenda politik ke depan, khususnya Pemilu 2009. Taufiq mengisyaratkan bahwa PDI Perjuangan membuka peluang berkoalisi pada Pemilihan Presiden. Dia menyatakan, pihaknya tidak terlalu memikirkan apakah Golkar atau PDIP yang memenangi Pemilu, tetapi yang penting kedua partai menjalin kerjasama. Taufiq yakin, pemenang Pemilu 2009 akan dipegang Golkar atau PDIP. "Saya tidak tahu apakah PDI Perjuangan atau Golkar. Tetapi yang lain (di luar kedua partai) pasti kalah," katanya. Dia menyatakan, kerjasama itu harus dijalin sejak sekarang, yaitu sebelum Pemilu berlangsung. Kerjasama itu tidak mungkin tanpa dirintis dari sekarang. Taufiq mengemukakan, sulit bagi kedua partai bekerja sama bila dilakukan setelah Pemilu 2009. Surya Paloh juga mengapresiasi kehadiran Taufiq Kiemas dalam Silatnas Wanhat Partai Golkar. Surya juga mengisyaratkan kemungkinan terjadinya kerjasama kedua partai. "Kita membutuhkan aliansi strategis dengan PDI Perjuangan," katanya. Ketua DPP Golkar, Priyo Budi Santoso lebih mempertegas kemungkinan kerjasama itu. Bahkan ada pemikiran untuk menciptakan duet JK-Mega atau Mega-JK. Namun hal itu baru sebatas pemikiran yang belum pernah dibahas secara resmi oleh Golkar, karena untuk menjalin koalisi masih harus dibicarakan dalam forum resmi partai. Untuk menentukan koalisi, kata Priyo, juga masih harus ditentukan berdasarkan hasil Pemilu 2009. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008