kemarau panjang telah menyebabkan sumber air tanah menipis hampir kering
Kediri (ANTARA) - Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nadhlatul Ulama (LPBINU) bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Kediri, serta PDAM Kota Kediri, Jawa Timur, mengirimkan air bersih untuk warga di Kelurahan Pojok, Kediri, untuk kebutuhan sehari-hari warga.

"Kami kirimkan air untuk warga di RT 22, 23 RW 05, Kelurahan Pojok, Kecamatan Mojoroto, Kediri ini. Karena kemarau panjang telah menyebabkan sumber air tanah menipis hampir kering," kata Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Kediri Adi Sutrisno di Kediri, Selasa.

Pihaknya mengatakan, warga memang kesulitan air bersih karena kemarau panjang yang terjadi saat ini. Saat ini masyarakat juga banyak yang terlibat membantu untuk mengirimkan air bersih kepada warga.

Rencananya, kegiatan pengiriman air bersih tersebut akan dilakukan setiap hari sambil menunggu jadwal pasti dari para relawan PRB Pojok dan mobil tangki milik PDAM Kota Kediri. Hal itu disebabkan, karena  tangki air milik PDAM Kota Kediri tidak setiap hari ada di kantor.

Ia mengatakan, pihaknya berencana mengajukan pinjaman mobil tangki air tersebut ke BPBD Provinsi Jawa Timur agar jadwal distribusi bisa setiap hari.

Baca juga: Ratusan KK di Kalipang-Kediri kekurangan air bersih
Baca juga: Sumber air menyusut, ratusan warga Kediri kesulitan air bersih


Ia menambahkan, dari informasi yang diterima BMKG, bahwa di Jatim memasuki awal penghujan secara umum pada November 2019. Pada masa peralihan dari kemarau ke penghujan ini yaitu pada Oktober hingga November 2019.

Warga, kata Adhi diharapkan mewaspadai adanya potensi cuaca ekstrim seperti hujan es, hujan lebat secara tiba-tiba, angin kencang sesaat yang berasal dari awan Cumulonimbus baik itu puting beliung ataupun downburst serta adanya peningkatan intensitas sambaran petir yang berasal dari awan tersebut.

Hujan yang terjadi pada masa pancaroba bersifat sporadis atau tidak merata dan terjadi tiba-tiba dengan intensitas hujan lebat sehingga diharapkan diwaspadai timbulnya genangan air.

Untuk intensitas angin kencang sesaat yang bersifat merusak akan meningkat pada masa transisi. Namun, tidak semua angin kencang merusak itu adalah puting beliung.

BMKG juga mengimbau masyarakat Jatim selalu waspada terhadap berbagai cuaca ekstrim di masa pancaroba dan selalu menjaga kesehatan akibat pengaruh perubahan cuaca. 

Baca juga: 11 desa di Blitar Jatim kekeringan
Baca juga: Krisis air bersih landa ratusan warga di selatan Tulungagung-Jatim
Baca juga: ACT gelontorkan bantuan air bersih untuk warga Gresik

 

Pewarta: Asmaul Chusna
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019