Jakarta (ANTARA News) - Perusahaan raksasa elektronik asal Korea Selatan, Hyundai, memberikan lisensi untuk produk-produk elektronik dan alat komunikasi kepada salah satu perusahaan Indonesia. Pemberian lisensi tersebut ditandai dengan penandatanganan kesepakatan lisensi merk Hyundai untuk produk eletronik dan alat komunikasi antara Kepala Perwakilan Hyundai Indonesia, Joo Hunwook, dan Presiden Direktur PT Hyundai Elektronik Niaga Indonesia (PT HENI), Rudiman, di Jakarta, Kamis. Menurut Rudiman, terpilihnya PT HENI sebagai pemegang lisensi merk Hyundai, khusus untuk produk-produk elektronik dan alat komunikasi, merupakan peluang besar bagi Indonesia. "Ini bukan penunjukkan, tetapi merupakan hasil dari tender terbuka yang dilakukan pada 25 Februari 2008 lalu," kata Rudiman. Menurut Rudiman, PT HENI mendapatkan lisensi Hyundai yang ke 99 di seluruh dunia. Rudiman juga menjelaskan bahwa bersama-sama Hyundai pada tahun ke lima kita juga akan membangun pabrik. Jadi bukan hanya sebatas menjual saja. Sementara untuk target tahun pertama, Rudiman mengaku pihaknya tidak berharap muluk-muluk. PT HENI hanya menargetkan setidaknya bisa meraih pangsa pasar eletronik dan alat komunikasi di Indonesia sebesar 0,5 hingga satu persen. Data Dirjen Indutri alat transportasi dan telematika, pasar di Indonesia berkisar antara Rp35 triliun hingga Rp 40 triliun. Pada tahun 2010 ditargetkan naik menjadi sekitar Rp50 triliun. Sementara untuk telepon seluler sudah terdapat 90 juta pelanggan dengan sekitar 60 juta "handset" senilai Rp60 triliun. Menurut Rudiman dengan MoU ini, PT HENI berhak memasarkan produk-produk merk Hyundai. Sementara menurut Chairman PT HENI, Ali Mazi, dengan adanya aliansi bersama Hyundai ini akan menjadi peluang besar bagi putra putri Indonesia mengembangkan potensinya. "Ini peluang besar bagu putra putri Indonesia untuk alih teknologi," kata Ali Mazi yang juga mantan Gubernur Kendari. Dalam kesempatan itu Ali Mazi meminta pemerintah untuk bisa memberikan dukungan bagi pengembangan usaha seperti ini. Ali meminta pemerintah bisa membuat kebijakan yang mendukung. "Perusahaan Korea (Hyundai) telah mempercayai kami, maka kami minta dukungan pemerintah dan perbankan untuk memberikan kepercayaan," kata Ali.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008