Singapura (ANTARA News) - Harga minyak naik, Kamis, setelah cadangan bensin AS turun lebih besar dari perkiraan, namun kenaikan itu diperkirakan terbatas, para analis menyatakan. Kontrak utama minyak jenis ringan di New York untuk pengiriman Oktober naik 1,01 dolar menjadi 116,57 dolar per barel. Kontrak untuk pengiriman September berakhir pada perdagangan di New York, Rabu, yang ditutup pada kisaran 114,98 dolar per barel. Harga minyak Laut Utara, Brent, untuk pengiriman Oktober diperdagangkan lebih tinggi 89 sen menjadi 115,25 dolar. Kenaikan itu terjadi menyusul laporan Departemen Energi AS (DoE) bahwa persediaan minyak mentah di AS naik 9,4 juta barel selama sepekan sampai 15 Agustus. Kalangan analis memperkirakan persediaan itu hanya bertambah 800.000 barel. DoE mengatakan cadangan bensin anjlok 6,2 juta barel pekan lalu, dibandingkan dengan ekspektasi pasar yang hanya memprediksi penurunan sebanyak 2,4 juta barel. "Orang melihat cadangan bensin tergerus," kata Tetsu Emori, fund manager di Astmax asset management di Tokyo. Cadangan bensin menjadi perhatian pada saat ini ketika pengendara motorAS bepergian pada liburan musim panas, yang secara pasti mendongkrak permintaaan bensin. Namun kalangan analis mengatakan secara keseluruhan permintaan minyak di AS, konsumen energi terbesar di dunia, turun tajam dan ada kekhawatiran permintaan juga menurun. Harga minyak dunia anjlok dari rekor tertinggi di atas 147 dolar yang tercapai pada Juli 2007 karena ekonomi yang stagnan, sehingga permintaan dunia terhadap energi juga menurun. Harga melampaui 100 dolar per barel pada awal tahun ini dan Emori mengatakan kekhawatiran mengenai permintaan akan mendorong kembali harga minyak turun menuju kisaran 90-105 dolar pada akhir tahun. "Saya kira harga akan turun dalam jangka menengah, sampai akhir tahun ini," katanya kepada AFP. Kalangan pedagang mengatakan perhatian akan tertuju pada pertemuan Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC). OPEC yang dipimpin Arab Saudi memproduksi sekitar 40 persen minyak mentah dunia. Konsultan energi dari Inggris, CGES, Senin, mengatakan bahwa OPEC mugkin memutuskan untuk memangkas produksinya bulan depan, karena harga minyak mentah turun di bawah 100 dolar. (*)

Copyright © ANTARA 2008