Beijing (ANTARA News) - Ganda putra nomor satu dunia Markis Kido/Hendra Setiawan berhasil maju ke final bulutangkis Olimpiade Beijing, yang membuat mereka tinggal selangkah lagi untuk melanjutkan tradisi emas bulutangkis dalam setiap penyelenggaraan Olimpiade. Pada pertandingan semifinal yang digelar di Beijing University of Technology Gymnasium, Jumat, pasangan Markis/Hendra mengalahkan pasangan Denmark Lars Paaske/Jonas Rasmussen 21-19, 21-17 dalam waktu 33 menit. Pasangan Indonesia itu berpeluang untuk memberikan kado terindah bagi HUT Ke-63 RI jika pada pertandingan final yang akan berlangsung Sabtu (16/8), mereka bisa mengalahkan pasangan tuan rumah China Cai Yun/Fu Haifeng. Pasangan China unggulan kedua itu pada semifinal mengalahkan pasangan Korea Selatan Lee Jaejin/Hwang Jiman 22-20, 21-8 dalam waktu 36 menit. Sejak bulutangkis mulai dipertandingkan di Olimpiade pada 1992 di Barcelona, Spanyol, Indonesia selalu membawa pulang medali emas, yang terus berlanjut hingga penyelenggaraan Olimpiade empat tahun lalu di Athena. Pada Olimpiade Barcelona, medali emas bulutangkis direbut oleh tunggal putri Susi Susanti, kemudian empat tahun kemudian di Atlanta, Amerika Serikat, direbut ganda putra Ricky Subagja/Rexi Mainaky. Pada Olimpiade Sydney tahun 2000, medali emas bulutangkis Indonesia disumbangkan ganda putra Tony Gunawan/Chandra Wijaya, dan terakhir pada Olimpiade Athena empat tahun lalu, emas bulutangkis dipersembahkan tunggal putram Taufik Hidayat. Kini pada Olimpiade Beijing, giliran ganda putra Markis/Hendra yang berpeluang melanjutkan tradisi emas tersebut. "Saya senang sekali bisa memenangi pertandingan semifinal ini sehingga harapan bisa mempertahankan tradisi merebut emas dari bulutangkis oleh Indonesia bisa tetap dipertahankan," kata Markis. Sedangkan Hendra mengaku untuk pertandingan final mendatang tidak menyiapkan strategi khusus. "Kami akan tampil habis-habisan untuk bisa memenangkan pertandingan dan meraih emas. Tidak ada strategi khusus untuk itu," kata Hendra. Disaksikan sekitar 7.500 penonton yang memadati stadion, Markis/Hendra yang diunggulkan di tempat teratas itu tampil nyaris sempurna dan tidak memberikan peluang bagi lawan untuk mengembangkan permainan, sehingga tidak pernah tertinggal dalam perolehan angka Sejak set pertama, Paaske dan Rasmussen nyaris menyamakan kedudukan ketika memperkecil ketinggalan dengan hanya selisih satu angka saat kedudukan 17-18 dan 19-20. Pada saat kritis, Markis Kido kemudian menutup set pertama dengan skor 21-19 setelah menyambar bola pengembalian lawan yang tanggung di atas net.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008